LAPORAN
MINGGUAN PRAKTIKUM
BIOKIMIA
Peragian
Dan Uji Molisch
Cahya
Wulandari
E10012008
A.1
FAKULTAS
PETERNAKAN
UNIVERSITAS
JAMBI
2013
KATA
PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah
penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat karunianya saya bisa menyelesaikan
laporan praktikum Biokimia yang berjudul Peragian dan Uji Molisch. Saya
menyadari bahwa laporan ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu
saya harap asisten dosen pembimbing dapat memberikan saran dan kritik, agar say
nbisa memperbaiki laporan ini. Sehingga di lain waktu saya tidak melakukan
kesalahan yang sama dalam pembuatan laporan. Dan dapat membuat laporan yang baik dan benar
sesuai dengan ketentuan.
Akhir kata saya ucapkan terima kasih, semoga laporan
ini dapat bermanfaat terutama bagi mahasiswa peternakan.
Jambi, maret
2013
Cahya Wulandari
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Asam amino adalah penyusun protein, yaitu asam organik yang
mengandung gugus amimo (-NH2) disamping gugus karboksilat (-COOH).
Asam amino yang terdapat di alam selalu berupa asam amino alpa , artinya gugus
- NH2 selalu terikat pada atom C- alpa, yaitu atom C di dekat gugus
–COOH. Asam amino yang dikenal banyak sekali tetapi hanya 20 jenis yang
termasuk penyusun protein alami.
Asam
amino dibebaskan dari ikatan peptida pada protein oleh hidrolisis enzim ( protease ) atau asam, dalam hal ini
kondisi hidrolisis adalah pada 6N HCL 110° C selama 72 jam.
Asam amino umumnya larut dalam air
dan hanya sebagian kecil yang larut dalam pelarut organik. Asam amino dalam
larutan netral berada dalam bentuk “zwitterion” dan tidak sebagai molekul
yang tidak terorganisasi. Asam
amino diklasifikasikan berdasarkan gugus R (rantai samping). Biasanya bersifat seperti hidrofobik, polar dan nonpolar, serta ada tidaknya
gugus terionisasi.
Berdasarkan
latar belakang inilah, dilaksanakan praktikum tentang kelarutan asam amino dan
uji ninhidrin
Tujuan Praktikum
Praktikum
ini bertujuan untuk melihat daya larut berbagai asam amino dalam pelarut-
pelarut yang berbeda. Dan mengidentifikasi assam α amino.
TINJAUAN PUSTAKA
Asam amino adalah penyusun
protein, yaitu asam organik yang mengandung gugus amimo (-NH2)
disamping gugus karboksilat (-COOH). Asam amino yang terdapat di alam selalu
berupa asam amino alpa , artinya gugus - NH2 selalu terikat pada
atom C- alpa, yaitu atom C di dekat gugus –COOH. Asam amino yang dikenal banyak
sekali tetapi hanya 20 jenis yang termasuk penyusun protein alami.
Gugus
R disebut gugus samping, gugus inilah yang membedakan sifat-sifat antara satu
asam amino dengan asam amino lainnya, sedangkan gugus lainnya sama untuk semua
asam amino.
Struktur asam α-amino, dengan gugus
amina di sebelah kiri dan gugus karboksil di sebelah kanan.
Asam
amino diklasifikasikan berdasarkan gugus R (rantai samping). Biasanya bersifat
seperti hidrofobik, polar dan nonpolar, serta ada tidaknya gugus terionisasi
(raihan 2012).
Asam Amino Non Polar
1. Memiliki
gugus R alifatik
2. Glisin,
alanin, valin, leusin, isoleusin dan prolin
3. Bersifat
hidrofobik (tdk suka air). Semakin hidrofobik suatu asam
amino seperti Ile (I) à biasa terdapat di bagian dalam
protein.
4. Prolin
berbeda dengan asam amino à siklis. Tapi mempunyai
banyak
kesamaan sifat dengan kelompok alifatis ini.
5. Umum terdapat pada protein
yang berinteraksi dengan lipid
Asam
Amino Polar
1. Memiliki gugus R yang
tidak bermuatan
2. Serin
, threonin, sistein, metionin, asparagin, glutamin
3. Bersifat hidrofilik à mudah larut dalam air
4. Cenderung
terdapat di bagian luar protein
5. Sistein
berbeda dengan yg lain, karena gugus R
terionisasi pada pH tinggi (pH = 8.3) sehingga dapat mengalami oksidasi dengan
sistein membentuk ikatan disulfide
6. (-S-S-) à sistin (tidak termasuk dalam asam amino
standar karena selalu terjadi dari 2 buah molekul sistein dan tidak dikode oleh
DNA)
Asam
Amino dengan Gugus R Aromatik
1. Fenilalanin, tirosin dan
triptofan
2. Bersifat relatif non polar
à hidrofobik
3. Fenilalanin
bersama dengan V, L & I à asam amino paling hidrofobik
4. Tirosin à gugus hidroksil , triptofan à cincin indol
5. Sehingga
mampu membentuk ikatan hidrogen à penting untuk menentukan struktur enzim
6. Asam
amino aromatik mampu menyerap sinar UV λ 280 nm à sering digunakan untuk
menentukan kadar protein
Dari
struktur umumnya, asam amino mempunyai dua gugus pada tiap molekulnya, yaitu
gugus amino dan gugus karboksil, yang digambarkan sebagai struktur ion dipolar.
Gugus amino dan gugus karboksil pada asam amino menunjukkan sifat-sifat
spesifiknya. Karena asam amino mengandung kedua gugus tersebut, senyawa ini
akan memberikan reaksi kimia yang yang mencirikan gugus-gugusnya (yohanes 2010).
Sebagai contoh adalah reaksi asetilasi dan esterifikasi. Asam amino juga
bersifat amfoter, yaitu dapat bersifat sebagai asam dan memberikan proton
kepada basa kuat, atau dapat bersifat sebagai basa dan menerima proton dari
basa kuat (Lehninger 2008).
Protein
merupakan biopolimer yang multifungsi, yaitu sebagai struktural pada sel maupun
jaringan dan organ, sebagai enzim suatu biokatalis, sebagai pengemban atau
pembawa senyawa atau zat ketika melalui biomembran sel, dan sebagai zat
pengatur. (Hawab 2004). Dari ke-20 asam amino yang ada, dijumpai delapan macam
asam amino esensial yaitu valin, leusin, Isoleusin, metionin, Fenilalanin,
Triptofan, Treonin, dan Lisin. Asam amino essensial ini tidak bisa disintesis
sendiri oleh tubuh manusia sehingga harus didapatkan dari luar seperti makanan
dan zat nutrisi lainnya (Rismaka 2009).
MATERI DAN METODA
Waktu Dan
Tempat
Praktikum Biokimia dilaksanakan pada tanggal 25 maret 2013 dari jam 12.00 sampai dengan
selesai di Laboratorium MIPA Universitas Jambi.
Materi
Kelarutan asam amino
Dalam praktikum kelarutan asam amino alat dan bahan yang
digunakan adalah, 10 tetes NaOH, 10 tetes HCl, 5 tetes Etanol, 10 tetes
Aquades, 0,5 gram histidin, 0,5 gram glisin, 0,5 gram tirosin, 4 buah tabung
reaksi, beker glass, pipet tetes, dan batang pengaduk
Uji ninhidrin
Pada praktikum uji ninhidrin alat dan bahan yang digunakan
adalah, asam amino : (glisin, tirosin, dan histidin), 10 tetes ninhidrin, tabung
reaksi, pipet tetes, gelas ukur, elemenyer, penangas air, dan penjepit tabung
reaksi.
Metoda
Kelarutan asam amino
Siapkan 4 buah tabung reaksi dan isi dengan pelarut HCl,
NaOH, Etanol, dan Aquades. Larutkan 0,5 gram asam amino (glisin, tirosin, dan
histidin). Catat hasilnya dan buatlah kesimpulan dari hasil percobaan.
Uji ninhidrin
Masukkan 2 ml histidin , glisin, dan tirosin dalam tabung
reaksi. Tambahkan 10 tetes ninhidrin. Didihkan selama 2 menit dalam penangas
air. Amati warna dan simpulkan hasil percobaan.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Kelarutan
Asam Amino
Setelah
melakukan percobaan, hasil yang didapatkan adalah, reaksi antara HCl dan
glissin yang dicampurkan tidak terjadi peruban warna dan kekentalan. Reaksi
antara NaOH dan tirosin setealh 10 detik ada perubahan warna menjadi putih
susu. Reaksi antara etanol dan histidin terjadi endapan dan tidak mau terlarut,
histidin dan etanol tidak tercampur, etanol diatas histidin dibawah. Aquades
dan tirosin langsung tercampur dan terjadi endapan serta ada perubahan warrna
menjadi putih susu encer.
Asam amino adalah penyusun protein, yaitu asam organik yang
mengandung gugus amimo (-NH2) disamping gugus karboksilat (-COOH).
Asam amino yang terdapat di alam selalu berupa asam amino alpa , artinya gugus
- NH2 selalu terikat pada atom C- alpa, yaitu atom C di dekat gugus
–COOH. Asam amino yang dikenal banyak sekali tetapi hanya 20 jenis yang
termasuk penyusun protein alami.
Asam amino mempunyai gugus –R polar
tidak bermuatan. Gugus –R dari asam amino lebih larut dalam air atau lebih
hidroponik, dibandingkan dengan asam amino non polar. Karena golongan ini
mengandung gugus fungsional yang membentuk hidrogen dengan air. Alanin dan
proline termasuk asam amino non polar ( gugus R hidrofobik ), sedangkan
tysrosine, serin, dan glutamine termasuk asam amino polar (gugus R tidak
bermuatan). Lysine merupakan asam amino gugus R bermuatan positif.
Arginin dan lisin merupakan protein dengan
gugus R bermuatan positif, bersifat basa dan bersifat polar yaitu larut dalam air. Hal ini membenarkan bahwa asam
amino polar larut dalam air. Valin, leusin, dan glisin merupakan asam amino non
polar yang tidak larut dalam air. Tirosin, dan tryptophan
merupakan
asam amino dengan gugus R aromatik yang bersifat relatif non polar dan tidak larut dalam air.
Tyrosine, alanin, serin, prolin,
lysine, dan glutamine digolongkan ke dalam asam amino nir-esensial.
Dikelompokkan menurut sifat atau struktur kimiawinya: tyrosine termasuk asam
amino aromatic, alanin asam amino alifatik sederhana, serin asam amino
hidrolsi-alifatik, proline memiliki gugus siklik, lysine asam amino basa, dan
glutamine amida. Larutan yang berupa asam akan membentuk ion dipolar yang akan
bereaksi membentuk kristal.
Uji ninhidrin
Hasil percobaan antara histidin dan
ninhidrin , pada awalnya berwarna ungu pekat, setelah dipanaskan selama 2 menit
menghasilkan warna hitam pekat dengan kenaikan 3 cm dan banyak terdapat embun
pada tabung reaksi.
Reaksi antatra glisin dan ninhidrin
sebelum dipanaskan berwarna ungu tua (purple) dan setelah dididihkan selama 2
menit warnanya tetap ungu tua.
Reaksi antara tirosin dan ninhidrin
sebelum dipanaskan tidak berubah warna,
tetap putih bening. Tapi setelah dididihkan selama 2 menit berubah warna
menjadi ungu tua.
Asam
–asam amino bereaksi dengan ninhidrin untuk membentuk produk yang disebut ungu
ruhemann. Warna ungu pada larutan asam amino inilah yang menandakan bahwa asam
amino tersebut bereaksi positif terhadap uji ninhidrin.
Secara
teori asam amino atau peptida yang mengandung asam α-amino bebas akan bereaksi
dengan ninhidrin membentuk senyawa kompleks berwarna ungu. Namun, prolin dan
hidroksiprolin menghasilkan senyawa berwarna kuning. Untuk uji
Ninhidrin, reagen ini memberikan warna spesifik ungu untuk asam amino. Dari
beberapa asam amino yang kami ujikan ternyata semuanya memberikan warna ungu kecuali pada tritofan 3 dan 4 %. . Asam amino
yang kami ujikan adalah alanin, valin, arginin, triptofan, glisin dan sampel berupa putih dan
kuning telur. Sama seperti dua uji yang telah dibahas sebelumnya bahwa intensitas warna yang terbentuk semakin
meningkat dengan bertambahnya konsentrasi larutan asam amino. Kami menggunakan
larutan asam amino dimulai dari 1%, 2%, 3%, 4% serta 5%. Reagen ninhidrin
spesifik terhadap asam amino yang mengandung gugus hidroksi.
Pada
percobaan uji ninhidrin ini asam amino yang sudah ditetesi ninhidrin dan
dipanaskan akan mengalami denaturasi. Denaturasi disini artinya hilangnya
sifat-sifat struktur lebih tinggi terkacaunya ikatan hydrogen dan gaya-gaya
sekunder lain yang mengutuhkan molekul itu artinya hilangnya sifat biologis
protein tersebut tetapi masih dapat diuji apakah protein tersebut positif
terhadap uji ninhidrin. Begitupun dengan putih telur yang mengandung albumin.
Pemanasan putih telur akan mengakibatkan albumin itu membuka lipatan dan
mengendap, dihasilkan suatu zat padat putih.
PENUTUP
Kesimpulan
Dengan
melaksanakan praktikum mengenai kelarutan asam amino, dapat disimpulkan bahwa,
daya larut beberapa asam amino tertentu dapat larut pada pelarut tertentu,
misalnya : glisin tidak dapat larut dalam hcl, tirosin dapat larut dalam NaOH.
Histidin tidak larut dalam etanol. Tyrosin larut dalam aquades. Asam amino
diklasifikasikan berdasarkan gugus R (rantai samping). Biasanya bersifat
seperti hidrofobik, polar dan nonpolar, serta ada tidaknya gugus terionisasi.
Berdasarkan hasil
percobaan diatas disimpulkan ninhidrin jika direaksikan dengan asam α amino akan menghasilkan warna ungu tua sampai hitam pekat bial
didihkan selama 2 menit.
Saran
Dalam praktikum biokimia masih sangat perlu bimbingan khusus,
terutama pada penggunaan alat-alat laboratorium. Serta dalam pembahasan materi
juga diperlukan bimbingan yang baik. Sehingga permasalahan dan tujuan dalam
praktikum dapat terselesaikan dan tercapai dengan maksimal.
Sebelum melakukan praktikum alat dan bahan yang akan
digunakan terlebih dahulu disiapkan, agar dalam melakukan kegiatan praktikum
dapat berjalan dengan baik, sehingga waktu praktikum dapat dimanfaatkan dengan
seeffisien mungkin.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous, 2009. Protein
(http://www.hobiikan.blogspot.com/2008/08/jenis-jenis-
kerusakan-protein.html).
Diakses pada tanggal 27 maret 2013 pada pukul 20.20 WIB.
Lehninger, Albert.L.2008. Dasar-Dasar Biokimia. Jilid I. Jakarta
Philip kuchel, 2006, BIOKIMIA , Jakarta.
Rismaka.2009.Biokimia
Dasar.Bandung
Poppy Kumala, 2001, KAMUS KEDOKTERAN
DORLAND, ECG, Jakarta