Selasa, 08 Januari 2013

laporan biokimia karbohidrat



LAPORAN MINGGUAN PRAKTIKUM
BIOKIMIA
Peragian Dan Uji Molisch



Cahya Wulandari
E10012008
A.1



FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2013
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat karunianya saya bisa menyelesaikan laporan praktikum Biokimia yang berjudul Peragian dan Uji Molisch. Saya menyadari bahwa laporan ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu saya harap asisten dosen pembimbing dapat memberikan saran dan kritik, agar say nbisa memperbaiki laporan ini. Sehingga di lain waktu saya tidak melakukan kesalahan yang sama dalam pembuatan laporan. Dan  dapat membuat laporan yang baik dan benar sesuai dengan ketentuan.
Akhir kata saya ucapkan terima kasih, semoga laporan ini dapat bermanfaat terutama bagi mahasiswa peternakan.



Jambi, maret 2013


Cahya Wulandari









PENDAHULUAN

  Latar Belakang
Asam amino adalah penyusun protein, yaitu asam organik yang mengandung gugus amimo (-NH2) disamping gugus karboksilat (-COOH). Asam amino yang terdapat di alam selalu berupa asam amino alpa , artinya gugus - NH2 selalu terikat pada atom C- alpa, yaitu atom C di dekat gugus –COOH. Asam amino yang dikenal banyak sekali tetapi hanya 20 jenis yang termasuk penyusun protein alami.
            Asam amino dibebaskan dari ikatan peptida pada protein oleh hidrolisis enzim      ( protease ) atau asam, dalam hal ini kondisi hidrolisis adalah pada 6N HCL 110° C selama 72 jam.
Asam amino umumnya larut dalam air dan hanya sebagian kecil yang larut dalam pelarut organik. Asam amino dalam larutan netral berada dalam bentuk “zwitterion” dan tidak sebagai molekul yang tidak terorganisasi. Asam amino diklasifikasikan berdasarkan gugus R (rantai samping). Biasanya bersifat  seperti hidrofobik, polar dan nonpolar, serta ada tidaknya gugus terionisasi.
Berdasarkan latar belakang inilah, dilaksanakan praktikum tentang kelarutan asam amino dan uji ninhidrin


Tujuan Praktikum
            Praktikum ini bertujuan untuk melihat daya larut berbagai asam amino dalam pelarut- pelarut yang berbeda. Dan mengidentifikasi assam α amino.









TINJAUAN PUSTAKA

Asam amino adalah penyusun protein, yaitu asam organik yang mengandung gugus amimo (-NH2) disamping gugus karboksilat (-COOH). Asam amino yang terdapat di alam selalu berupa asam amino alpa , artinya gugus - NH2 selalu terikat pada atom C- alpa, yaitu atom C di dekat gugus –COOH. Asam amino yang dikenal banyak sekali tetapi hanya 20 jenis yang termasuk penyusun protein alami.
Gugus R disebut gugus samping, gugus inilah yang membedakan sifat-sifat antara satu asam amino dengan asam amino lainnya, sedangkan gugus lainnya sama untuk semua asam amino.
Struktur asam α-amino, dengan gugus amina di sebelah kiri dan gugus karboksil di sebelah kanan.
Asam amino diklasifikasikan berdasarkan gugus R (rantai samping). Biasanya bersifat seperti hidrofobik, polar dan nonpolar, serta ada tidaknya gugus terionisasi (raihan 2012).
Asam Amino Non Polar
1.    Memiliki gugus R alifatik
2.    Glisin, alanin, valin, leusin, isoleusin dan prolin
3.    Bersifat hidrofobik (tdk suka air). Semakin hidrofobik suatu asam amino seperti Ile (I) à biasa terdapat di bagian dalam protein.
4.    Prolin berbeda dengan asam amino à siklis. Tapi mempunyai banyak kesamaan sifat dengan kelompok alifatis ini.
5.    Umum terdapat pada protein yang berinteraksi dengan lipid
Asam Amino Polar
1.    Memiliki gugus R yang tidak bermuatan
2.    Serin , threonin, sistein, metionin, asparagin, glutamin
3.    Bersifat hidrofilik à mudah larut dalam air
4.    Cenderung terdapat di bagian luar protein
5.    Sistein berbeda dengan yg lain, karena gugus R terionisasi pada pH tinggi (pH = 8.3) sehingga dapat mengalami oksidasi dengan sistein membentuk ikatan disulfide
6.    (-S-S-) à sistin (tidak termasuk dalam asam amino standar karena selalu terjadi dari 2 buah molekul sistein dan tidak dikode oleh DNA)
Asam Amino dengan Gugus R Aromatik
1.    Fenilalanin, tirosin dan triptofan
2.    Bersifat relatif non polar à hidrofobik
3.    Fenilalanin bersama dengan V, L & I à asam amino paling hidrofobik
4.    Tirosin à gugus hidroksil , triptofan à cincin indol
5.    Sehingga mampu membentuk ikatan hidrogen à penting untuk menentukan struktur enzim
6.    Asam amino aromatik mampu menyerap sinar UV λ 280 nm à sering digunakan untuk menentukan kadar protein

Dari struktur umumnya, asam amino mempunyai dua gugus pada tiap molekulnya, yaitu gugus amino dan gugus karboksil, yang digambarkan sebagai struktur ion dipolar. Gugus amino dan gugus karboksil pada asam amino menunjukkan sifat-sifat spesifiknya. Karena asam amino mengandung kedua gugus tersebut, senyawa ini akan memberikan reaksi kimia yang yang mencirikan gugus-gugusnya (yohanes 2010). Sebagai contoh adalah reaksi asetilasi dan esterifikasi. Asam amino juga bersifat amfoter, yaitu dapat bersifat sebagai asam dan memberikan proton kepada basa kuat, atau dapat bersifat sebagai basa dan menerima proton dari basa kuat (Lehninger 2008).
Protein merupakan biopolimer yang multifungsi, yaitu sebagai struktural pada sel maupun jaringan dan organ, sebagai enzim suatu biokatalis, sebagai pengemban atau pembawa senyawa atau zat ketika melalui biomembran sel, dan sebagai zat pengatur. (Hawab 2004). Dari ke-20 asam amino yang ada, dijumpai delapan macam asam amino esensial yaitu valin, leusin, Isoleusin, metionin, Fenilalanin, Triptofan, Treonin, dan Lisin. Asam amino essensial ini tidak bisa disintesis sendiri oleh tubuh manusia sehingga harus didapatkan dari luar seperti makanan dan zat nutrisi lainnya (Rismaka 2009).





MATERI DAN METODA
Waktu Dan Tempat
Praktikum Biokimia dilaksanakan pada tanggal 25 maret 2013 dari jam 12.00 sampai dengan selesai di Laboratorium MIPA Universitas Jambi.

Materi
Kelarutan asam amino
Dalam praktikum kelarutan asam amino alat dan bahan yang digunakan adalah, 10 tetes NaOH, 10 tetes HCl, 5 tetes Etanol, 10 tetes Aquades, 0,5 gram histidin, 0,5 gram glisin, 0,5 gram tirosin, 4 buah tabung reaksi, beker glass, pipet tetes, dan batang pengaduk
Uji ninhidrin
Pada praktikum uji ninhidrin alat dan bahan yang digunakan adalah, asam amino : (glisin, tirosin, dan histidin), 10 tetes ninhidrin, tabung reaksi, pipet tetes, gelas ukur, elemenyer, penangas air, dan penjepit tabung reaksi.

Metoda
Kelarutan asam amino
Siapkan 4 buah tabung reaksi dan isi dengan pelarut HCl, NaOH, Etanol, dan Aquades. Larutkan 0,5 gram asam amino (glisin, tirosin, dan histidin). Catat hasilnya dan buatlah kesimpulan dari hasil percobaan.
Uji ninhidrin
Masukkan 2 ml histidin , glisin, dan tirosin dalam tabung reaksi. Tambahkan 10 tetes ninhidrin. Didihkan selama 2 menit dalam penangas air. Amati warna dan simpulkan hasil percobaan.



















HASIL DAN PEMBAHASAN

Kelarutan Asam Amino
Setelah melakukan percobaan, hasil yang didapatkan adalah, reaksi antara HCl dan glissin yang dicampurkan tidak terjadi peruban warna dan kekentalan. Reaksi antara NaOH dan tirosin setealh 10 detik ada perubahan warna menjadi putih susu. Reaksi antara etanol dan histidin terjadi endapan dan tidak mau terlarut, histidin dan etanol tidak tercampur, etanol diatas histidin dibawah. Aquades dan tirosin langsung tercampur dan terjadi endapan serta ada perubahan warrna menjadi putih susu encer.
Asam amino adalah penyusun protein, yaitu asam organik yang mengandung gugus amimo (-NH2) disamping gugus karboksilat (-COOH). Asam amino yang terdapat di alam selalu berupa asam amino alpa , artinya gugus - NH2 selalu terikat pada atom C- alpa, yaitu atom C di dekat gugus –COOH. Asam amino yang dikenal banyak sekali tetapi hanya 20 jenis yang termasuk penyusun protein alami.
Asam amino mempunyai gugus –R polar tidak bermuatan. Gugus –R dari asam amino lebih larut dalam air atau lebih hidroponik, dibandingkan dengan asam amino non polar. Karena golongan ini mengandung gugus fungsional yang membentuk hidrogen dengan air. Alanin dan proline termasuk asam amino non polar ( gugus R hidrofobik ), sedangkan tysrosine, serin, dan glutamine termasuk asam amino polar (gugus R tidak bermuatan). Lysine merupakan asam amino gugus R bermuatan positif.
Arginin dan lisin merupakan protein dengan gugus R bermuatan positif, bersifat basa dan bersifat polar yaitu larut  dalam air. Hal ini membenarkan bahwa asam amino polar larut dalam air. Valin, leusin, dan glisin merupakan asam amino non polar yang tidak larut dalam air. Tirosin, dan tryptophan merupakan asam amino dengan gugus R aromatik yang bersifat relatif  non polar dan tidak larut dalam air.
Tyrosine, alanin, serin, prolin, lysine, dan glutamine digolongkan ke dalam asam amino nir-esensial. Dikelompokkan menurut sifat atau struktur kimiawinya: tyrosine termasuk asam amino aromatic, alanin asam amino alifatik sederhana, serin asam amino hidrolsi-alifatik, proline memiliki gugus siklik, lysine asam amino basa, dan glutamine amida. Larutan yang berupa asam akan membentuk ion dipolar yang akan bereaksi membentuk kristal.

Uji ninhidrin

Hasil percobaan antara histidin dan ninhidrin , pada awalnya berwarna ungu pekat, setelah dipanaskan selama 2 menit menghasilkan warna hitam pekat dengan kenaikan 3 cm dan banyak terdapat embun pada tabung reaksi.
Reaksi antatra glisin dan ninhidrin sebelum dipanaskan berwarna ungu tua (purple) dan setelah dididihkan selama 2 menit warnanya tetap ungu tua.
Reaksi antara tirosin dan ninhidrin sebelum dipanaskan  tidak berubah warna, tetap putih bening. Tapi setelah dididihkan selama 2 menit berubah warna menjadi ungu tua.
Asam –asam amino bereaksi dengan ninhidrin untuk membentuk produk yang disebut ungu ruhemann. Warna ungu pada larutan asam amino inilah yang menandakan bahwa asam amino tersebut bereaksi positif terhadap uji ninhidrin.
Secara teori asam amino atau peptida yang mengandung asam α-amino bebas akan bereaksi dengan ninhidrin membentuk senyawa kompleks berwarna ungu. Namun, prolin dan hidroksiprolin menghasilkan senyawa berwarna kuning. Untuk uji Ninhidrin, reagen ini memberikan warna spesifik ungu untuk asam amino. Dari beberapa asam amino yang kami ujikan ternyata semuanya memberikan warna ungu kecuali pada tritofan 3 dan 4 %. . Asam amino yang kami ujikan adalah alanin, valin, arginin, triptofan, glisin dan sampel berupa putih dan kuning telur. Sama seperti dua uji yang telah dibahas sebelumnya bahwa intensitas warna yang terbentuk semakin meningkat dengan bertambahnya konsentrasi larutan asam amino. Kami menggunakan larutan asam amino dimulai dari 1%, 2%, 3%, 4% serta 5%. Reagen ninhidrin spesifik terhadap asam amino yang mengandung gugus hidroksi.
Pada percobaan uji ninhidrin ini asam amino yang sudah ditetesi ninhidrin dan dipanaskan akan mengalami denaturasi. Denaturasi disini artinya hilangnya sifat-sifat struktur lebih tinggi terkacaunya ikatan hydrogen dan gaya-gaya sekunder lain yang mengutuhkan molekul itu artinya hilangnya sifat biologis protein tersebut tetapi masih dapat diuji apakah protein tersebut positif terhadap uji ninhidrin. Begitupun dengan putih telur yang mengandung albumin. Pemanasan putih telur akan mengakibatkan albumin itu membuka lipatan dan mengendap, dihasilkan suatu zat padat putih.














PENUTUP

Kesimpulan
            Dengan melaksanakan praktikum mengenai kelarutan asam amino, dapat disimpulkan bahwa, daya larut beberapa asam amino tertentu dapat larut pada pelarut tertentu, misalnya : glisin tidak dapat larut dalam hcl, tirosin dapat larut dalam NaOH. Histidin tidak larut dalam etanol. Tyrosin larut dalam aquades. Asam amino diklasifikasikan berdasarkan gugus R (rantai samping). Biasanya bersifat seperti hidrofobik, polar dan nonpolar, serta ada tidaknya gugus terionisasi.
Berdasarkan hasil percobaan diatas disimpulkan ninhidrin jika direaksikan dengan asam α amino akan menghasilkan warna ungu tua sampai hitam pekat bial didihkan selama 2 menit.

Saran
Dalam praktikum biokimia masih sangat perlu bimbingan khusus, terutama pada penggunaan alat-alat laboratorium. Serta dalam pembahasan materi juga diperlukan bimbingan yang baik. Sehingga permasalahan dan tujuan dalam praktikum dapat terselesaikan dan tercapai dengan maksimal.
Sebelum melakukan praktikum alat dan bahan yang akan digunakan terlebih dahulu disiapkan, agar dalam melakukan kegiatan praktikum dapat berjalan dengan baik, sehingga waktu praktikum dapat dimanfaatkan dengan seeffisien mungkin.







DAFTAR PUSTAKA
kerusakan-protein.html). Diakses pada tanggal 27 maret 2013 pada pukul 20.20 WIB.

Lehninger, Albert.L.2008. Dasar-Dasar Biokimia. Jilid I. Jakarta

Philip kuchel, 2006, BIOKIMIA , Jakarta.
Rismaka.2009.Biokimia Dasar.Bandung
Poppy Kumala, 2001, KAMUS KEDOKTERAN DORLAND, ECG, Jakarta
Yohanes putra, ASAM AMINO DAN PROTEIN, www.google.com, diakses 27 maret 2013
Raihan, hijrah, METABOLISME PROTEIN DAN ASAM AMINO, www.google.com, diakses 27 maret 2013