Kamis, 27 November 2014


LAPORAN SEMESTER PRAKTIKUM
KIMIA DASAR



Oleh:
Cahya Wulandari
E10012008
A









FAKULTAS PETRNAKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2012

Kata Pengantar


            Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam profesi keguruan.

            Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

            Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.


Jambi , November 2012



penulis










PENDAHULUAN


Latar Belakang

Satu metode untuk memurnikan zat cair adalah destilasi. Metode ini memanfaatkan perbedaan titik didih masing-masing komponen. Penurunan tekanan luar menyebakan larutan akan mendidih pada temperatur lebih rendah. Pemanasan zat cair menyebabkan molekul memasuki fase uap. Destilasi ada dua macam, yaitu distilasi sederhana dan distilasi bertingkat. Filtrasi adalah proses pemisahan padatan dari cairan dengan menggunakan bahan berpori yang hanya dapat dilalui oleh cairan. Sublimasi adalah proses pemurnian suatu zat dengan jalan memanaskan campuran, sehingga dihasilkan sublimat. Ketika iod dipanaskan tidak menguap, sedangkan komponen yang lain tidak. Kristalisasi cara ini berdasarkan perbedaan larutan dari komponen campuran dalam pelarut tertentu.
Kromatografi adalah sautu teknik pemisahan dan pengidentifikasian campuran berdasarkan perbedaan suatu kecepatan perambatan komponen dalam medium tertentu dan pada kromatografi, komponen-komponennya akan dipisahkan antara dua fase yaitu fase diam dan fase gerak. Kertas kromatografi dibuat dari serat selulosa danselulosa merupakan polimer dari gula sederhana, yaitu glukosa. Kompleksitas tmbul karena serat-serat selulosa berantraksi dengan uap air dari atmosfir sebagaimana dalam hal air yang timbul pada saat pembuatan kertas.
Stoikiometri berkaitan dengan hubungan kuantitatif antara unsur dalam suatu senyawa dan antar zat dalam suatu reaksi,pengetahuan tentang masa atom dan masa molekul dan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pengembangan suatu ekperimen maupun dalam suatu perindustrian, dimana kita dapat mencampurkan zat pereaksi dalam jumlah yang sesuai serta dapat memperkirakan jumlah yang sangat besar.
Faktor yang mempengaruhi laju reaksi adalah konsentrasi, partikel temperatur dan katalis. Katalisator adalah zat yang ditambahkan ke dalam suatu reaksi dengan maksud memperbesar kecepatan reaksi. Fungsi katalis adalah memperbesar kecepatan reaksi dengan jalan memperkecil energi pengaktifan suatu reaksi dan dibentuknya tahap-tahap reaksi baru.
Titrasi Oksidasi reduksi (redoks),merupakan bagian terbesar dari analisis volumetri karena metoda ini dapat digunakan untuk sejumlah besar unsur. Selain itu metoda ini digunakan juga untuk menentukan sejumlah zat organic.
Buret dibuat dari kaca panjang dengan garis skala yang ditera secara teliti. Di ujung bawah terdapat sebuah kran untuk mengaliri aliran cairan yang akan dikeluarkan. Alat ini digunakan untuk memperoleh volum suatu cairan secara teliti dalam ukuran kecil.

Tujuan dan Manfaat
Untuk mengetahui tentang zat-zat  dan cara untuk pemisahan dan pemurnian, kromatografi, stoikiometri, faktor-faktor yang memperngaruhi laju reaksi dan titrasi oksidasi dan reduksi. Sehingga kita mendapat ilmu yang bermanfaat dimana sebelumnya kita belum mengetahui tentang semua yang tertera diatas dan karna berkat pratikum ini kami sudah mengetahui bagaimana bentuk zat dan reaksi dari paraktikum tersebut.












TINJAUAN PUSTAKA


Pemisahan dan Pemurnian

Kristalisasi merupakan salah satu cara pemurnian zat padat yang jamak digunakan, dimana zat tersebut atau zat pada tersebut dilarutkan dalam suatu pelarut. Cara ini bergantung pada kelarutan pada kelarutan  zat dalam pelarut tertentu dikala suhu diperbesar. Karena konsentrasi total impuriti biasanya lebih kecil dari konsentrasi zat yang dimurnikan, bila dingin, maka konsentrasi impuriti yang rendah tetapi dalam larutan sementara produk yang berkonsentrasi tinggi akan mengendap (Arsyad, 2001).

Garam dapur dan natrium klorida atau NaCL. Zat padat berwarna putih yang dapat diperoleh dengan menguapkan dan memurnikan air laut. Juga dapat dengan netralisasi HCL dengan NaOH berair. NaCL nyaris tak dapat larut dalam alkohol, tetapi laru t dalam air sambil menyedot panas, perubahan kelarutan sangat kecil dengan suhu. (Arsyad, 2001).

Ada beberapa cara pemisahan campuran : filtrasi pemisahan zat padat dari cairan melalui saringan yang berpori. Kristalisasi pemisahan untuk memperoleh zat padat yang larut dalam cairan. Terbagi 2 yaitu : penguapan dan pendinginan. Destilasi cara memperleh cairan yang dikotori zat terlarut dan becampur dengan cairan lain yang titik didihnya berbeda. (Ronald sitorus, 2002).

Zat padat umumnya mempunyai titik lebur yang tajam, sedangkan zat padat amorf akan melunak dan kemudian melebur dalam rentangan suhu yang besar. Partikel zat padat amorf sulit dipelajari karena tidak teratur. Oleh sebab itu, permbahasan zat padat hanya membicarakan kristal. (Syukri, 2000).


Kemudahan suatu endapan dapat disaring dan dicuci tergantung sebagian besar pada struktur morfologi endapan, yaitu bentuk dan ukuran-ukuran kristalnya. Semakin besar kriistal-kristal yang terbentuk selama berlangsung pengendapan, makin mudah mereka dapat disaring dan mungkin sekali makin cepat kristal itu akan turun keluar dari larutan yang lagi-lagi akan membantu penyaringan. (Svehla, 2000).
Kristalisasi merupakan metode pemisahan untuk memperoleh zat padat yang terlarut dalam suatu larutan. Dasar metode ini adalah kelarutan bahan dalam suatu pelarut dan perbedaan titik beku. Kristalisasi ada dua cara yaitu kristalisasi penguapan dan kristalisasi pendinginan (Nisa halimah.2009).
Stoikiometri

Thomas (2005), menyatakan bahwa stoikiometri dari suatu senyawa dapat memperlajari dalam kinetika kimia.
Michael Purba (2005) menyatakan bahwa stoikiometri adalah pengetahuan tentang masa atom dan masa molekul.
J.A Hunt (2004), menyatakan bahwa stoikiometri dari suatu senyawa dinyatakan dalam rumus kimia.
Sudjiwo (2007), menyatakan bahwa perubahan temperatur pada stoikiometri dapat dihitung dengan suhu akhir dikurang suhu awal.
Penicum aracis (2002),menyatakan stoikiometri ialah salah satu cabang ilmu kimia yang mempelajari hubungan dan komposisi-komposisi dari suatu zat dan nilainya.
Stokes B.J (2004), menyatakan bahwa stoikiometri mempunyai peranan sangat penting dalam pengembangan suatu eksperimen maupun dalam suatu perindustrian, dimana kita dapat mencampurkan zat pereaksi dalam jumlah yang sesuai serta dapat memperkirakan jumlah yang sangat besar.



Kromatografi

(Joko, 2008:157) menyatakan bahwa semakin bannyak tinta yang diteteskan , maka semakin lebar pula resapan tintanya. Dan penetesan tintanya jangan terlalu banyak akan mengakibatkan melebarnya tinta warna yang sangat banyak.
(fransisco, 2004) berpendapat bahwa Semakin tinggi volume larutan NaOH semakin rendah temperature yang dihasilkan dan Semakin rendah volume larutan NaOH, maka semakin tinggi temperature yang dihasilkan
Metode kromatografi merupakan suatu teknik pemisahan secara fisika yang menggunakan dua fase yaitu fase diam dan fase gerak. Pemisahan ini terjadi karena adanya perbedaan migrasi yang disebabkan oleh beda koefisien distribusi dari masing-masing komponen. Salah satunya merupakan lapisan stasioner (fase diam) dengan permukaan yang luas dan fase yang lain berupa zat alir (fluida) yang mengalir lambat menembus sepanjang lapisan stasioner. (annisa 2000 : 117)
(Riccard, 2006:980) Semakin tinggi volume asam maka suhu semakin rendah, Semakin rendah volume asam maka suhu semakin tinggi, begitu pula sebaliknya dengan basa. (sama dengan hasil penelitian yang kami lakukan).
(Rassy,2004:367)stoikiometri (kadang disebut stoikiometri reaksi untuk
membedakannya dari stoikiometri komposisi) adalah ilmu yang mempelajari dan
menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia
.
Metode kromatografi merupakan suatu teknik pemisahan secara fisika yang menggunakan dua fase yaitu fase diam dan fase gerak. Pemisahan ini terjadi karena adanya perbedaan migrasi yang disebabkan oleh beda koefisien distribusi dari masing-masing komponen. Salah satunya merupakan lapisan stasioner (fase diam) dengan permukaan yang luas dan fase yang lain berupa zat alir (fluida) yang mengalir lambat menembus sepanjang lapisan stasioner. (annisa 2000 : 117)

Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
Aswad (2001) mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi  adalah benda-benda yang mempengaruhi konsentrasi, besar partikel dan temperatur atas laju reaksi.
Bird (2000) mengatakan bahwa kecepatan reaksi tergantung pada ion yang mengandung asam dan dengan adanya natrium tiousulfat maka akan membebaskan iodium telah diasamkan dengan asam sulfat.
Konnaso (2001) mengatakan, bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi adalah pengaruh konsentrasi, pengaruh besar partikel atas laju reaksi, pengaruh temperatur atas laju reaksi, pada temperatur-temperatur atas laju reaksi ini tergantung pada zat-zat pereaksi.
Sahma (2001) mengatakan bahwa laju pertumbuhan butir seng merupakan faktor lain yang mempengaruhi ukuran balon yang akan mengalami pengembangan yang sangat cepat karena dipengaruhi oleh larutan asam klorida dan butiran seng.
Whiskia (2003) mengatakan, bahwa salah satu metode penentu orde reaksi menurut waktu atau reaksi awal dari sederet percobaan. Metode membutuhkan pemetaan yang tepat dari fungsi konsentrasi pereaksi antara waktu yang diperlukan dipergunakan untuk mendapatkan hasil yang tepat.
Sebelum pereaksi terlibat dalam suatu reaksi kimia mereka harus mengadakan kontak lebih dahulu satu sama lain. Terkadang kontak seperti ini cukup untuk memulai reaksi secara spontan. Meskipun demikian dalam banyak kasus di perlukan sumber energi dari luar untuk memenuhi terjadinya reaksi, yaitu untuk menyediakan energi aktivitas reaksi. Magnesium misalnya harus dipanaskan sampai temperaturenya naik terlebih dahulu sebelum bereaksi dengan oksigen dari udara. Sekali reaksi terjadi, reaksinya akan cepat sekali dan menghasilkan banyak panas (Krisbiyanto : 2008).

Titrasi oksidasi dan reduksi
Pada proses titrasi ini digunakan suatu indikator yaitu suatu zat yg ditambahkan sampai seluruh reaksi selesai yg dinyatakan dgn perubahan warna. Perubahan warna menandakan telah tercapainya titik akhir titrasi (Brady, 2009).
Larutan basa yg akan diteteskan (titran) dimasukkan ke dalam buret (pipa panjang berskala) & jumlah yg terpakai dpt diketahui dari tinggi sebelum & sesudah titrasi. Larutan asam yang dititrasi dimasukkan kedalam gelas kimia (erlenmeyer) dg mengukur volumenya terlebih dahulu dg memakai pipet gondok. Untuk mengamati titik ekivalen, dipakai indikator yang warnanya disekitar titik ekivalen. Dlm titrasi yg diamati adalah titik akhir bukan titik ekivalen (syukri, 2009).
Suatu proses didlm laboratorium utk mengukur jumlah suatu reaktan yg bereaksi sempurna dgn sejumlah reaktan lainnya, dimana reaktan pertama ditambahkan secara kontinu ke dlm reaktan kedua disebut titrasi. Reaktan yang ditambahkan tadi disebut sebagai titrant dan reaktan yang ditambahkan titrant kedalamnya disebut titree.(Thomas,2003)
Didalam beberapa titrasi, titik ekivalen adalah titik selama proses titrasi dimana tepatnya titrant telah cukup ditambahkan untuk bereaksi dengan titree.Salah satu masalah teknis dalam titrasi adalah titik dimana suatu perubahan dapat diamati, terjadi yang untuk mengindikasikan pendekatan yang paling baik ke titik ekivalen. (Kuncoro, 2001)
Secara ideal, titik akhir dan titik ekivalen seharusnya identik, tetapi dalam prakteknya jarang sekali ada orang yang mampu membuat kedua titik tersebut tepat sama, meskipun ada beberapa hal dimana perbedaan antara kedua hal tersebut dapat diabaikan (Snyder, 2006).
Titrasi biasanya merupakan larutan elektrolit kuat seperti NaOH dan HCl yg diperlukan utk bereaksi sempurna oleh zat yang dianalisis yang disebut sebagai titik ekivalen. Perbedaan titik akhir dan titik ekivalen disebut sebagai kesalahan titik akhir. Kesalahan titk akhir adalah kesalahan acak yang berbeda ntuk setiap sistem. Kesalahan ini bersifat aditif dan determinan dan nilainya dapat dihitung. Dengan menggunakan metode potensiometri dan konduktometri, kesalahan titik akhir ditekan sampai nol (Rivai, 2005).



















MATERI DAN METODA


Waktu dan Tempat

Praktikum Kimia dasar dilaksanakan mulai dari tanggal 25 september sampai tanggal 30 oktober 20012 dari jam 08.00 sampai dengan selesai di Laboratorium MIPA Universitas Jambi.

Materi

Pemisahan dan Pemurnian

Dalam praktikum Pemisahan dan Pemurnian alat dan bahan yang digunakan adalah. Kertas saring, CuSO4.5HzO, Garam dapur, Yod, Kapur tulis, Pasir, Gelas Kimia, Corong, Cawan penguap, Gelas ukur 50 mL, Pembakar, dan Kaca erloji


Kromatografi dan stoikiometri

Pada pratikum ini menggunakan alat dan zat yaitu : kertas kromatografi, gelas kimia, lidi, tinta biru, merah, hitam, gelas penagaduk, termometer, larutan CuSO4 larutan NaOH, larutan HCL dan larutan H2SO4.

Fator-faktor yang mempengaruhi laju reaksi

Dalam praktikum ini alat dan bahan yang digunakan yaitu : Pada kegiatan 1, labu 250 ml 3 buah, tabung ukur 100 ml, larutan natrium tiosulfat 1 M, dan asam klorida 5 M. P ada kegiatan 2, batang gelas, gelas kimia 100 ml, mortar, kalium iodida, merkuri klorida. Pada kegiatan terakhir yaitu, pipet tetes 3 buah, gelas kimia 150 ml, tabung ukur 25 ml, tabung reaksi kecil, penjepit tabung reaksi, rak tabung reksi, stopwatch, larutan asam oksalat 0,05 M, kalium permanganat 0,01 M, asam sulfat 0,5 M.

Metoda

Pemisahan dan pemurnian

Memasukkan lebih kurang 1 sendok pasir ke dalam gelas kimia yang telah berisi air, kemudian di aduk.biarkan pasir mengendap ,kemudian tuangkan larutan bagian atas.
Memasukkan bubuk kapur tulis ke dalam gelas kimia, kemudian di aduk.siapkan corong dan kertas saring, lalu lakukan penyaringan.
Larutkan garam dapur dalam gelas kimia yang berisi air, kemudian larutkan garam ini disaring dengan menggunakan kertas saring.uapkan larutan garam yang telah di saring ini dalam cawan penguapan.
Larutkan 10 gram garam CuSo4.5H2O ke dalam 50 ml air.uapkan larutan ini sehingga volum menjadi 20 ml, keudian di dingin kan .perhatikan bentuk Kristal yang terjadi.
Campurkanlah lebih kurang 1 sendok pasir ke dalam gelas kimia dan 1 sendok garam dapur sampai homogen, dan masukkan ke dalam gelas kimia.panaskan campuran ini kemudian saring.zat padat yang tertinggal di corong di cuci dua sampai tiga kali dangan lebih kurang 5 ml air.air saringan dan cucian di satukan kemudian di uapkan dalam cawan penguapan . jika air nya hamper habis, handak nya pembakar di sisih kan sebentar dan biarkan air menguap sendiri.
Memasukkan lebih kurang 2 gram yod yang kotor ke dalam cawan penguapan.tutup cawan penguapan terbentuk zat padat pada alat kaca erloji. Sesudah di dinginkan kumpulkan Kristal-kristal tersebut.pehatikan bentuk Kristal yang terbentuk tersebut dengan kaca erloji yang berisi air.panaskan perlahan-lahan sampai terbentuk zat padat pada alat kaca erloji. Sesudah di dinginkan kumpulkan Kristal-kristal tersebut.pehatikan bentuk Kristal yang terbentuk.

Kromatografi

Pertama, buatlah garis dengan pensil 1 cm dari ujung bawah keatas. Kromatografi (kertas saring)
Kedua, buat titik dengan tinta hijau di tengah garis.
Ketiga, buat titik dengan tinta lain di sebelah kiri dan disebelah kanan titik hijau pada jarak 2cm. biarkan sampai kering
Keempat, gulung kertas berbentuk silinder
Kelima, tempatkan kertas dalam gelas kimia yang berisi air setinggi 1cm, sehingga ujung kertas tercelup dalam air (jaga sehingga titik tersebut agar tidak tercelup dalam air)
Keenam, biarkan air merambat ke bagian atas kertas. Zat warna dalam tinta akan ikut merambat naik.
Ketujuh, jika air sudah merambat mendekati ujung kertas, keluarkan kertas. Beri batas rambat air.                                                                                  V
Kedelapan, perhatikan noda-noda zat warna dalam tinta. Biarkan kertas saring menjadi kering.
Kesembilan, ukur jarak batas air dan jarak tiap noda zat warna, dari garis pensil pada ujung bawah keatas.
Kesepuluh, hitung harga perbandingan kedua jarak =
Kesebelas, buat kromatograf dari titik tinta yang tidak dikenal, misalnya campuran dua macam tinta.


Stoikiometri :

Pertama ,  stoikiometri system CuSO4 – NaOH.
Gunakan larutan CuSO4 1 m dan NaOH 2 m. masukan 40 ml NaOH kedalam gelas kimia dan catat temperaturnya.
Sementara aduk, tambahkan 10 ml CuSO4 yang diketahui temperature awal dan amati temperature dari campuran.
Ulangi percobaan, menggunakan 20 ml NaOH dan 30 ml CuSO4, sekali lagi menggunakan 10 ml Naoh dan 40 ml CuSO4, akhirnya menggunakan 30 ml NaOH dan 20 ml CuSO4.
Kedua, stoikiometri asam-basa.
Kedalam 5 buah gelas piala masukkan berturut-turut 5,10, 15, 20 dan 25 ml larutan NaOH, dan kedalam 5 buah gelas piala berturut-turut 5,10,15,20,25 Hcl.
Temperature dari tiap tiap larutan diukur, dicatat, kemudian dirata-ratakan.
Setelah itu kedua macam larutan asam-basa ini selalu tetep yaitu 30 ml.
Perubahan temperature yang terjadi selama pencampuran dicatat sebagai temperature akhir,                                  
Selanjutnya, buat grafik antara    (sumbu Y) dan volume asam-basa (sumbu X)
Lakukan percobaan yang sama terhadap campuran NaOH  dan H2SO4. Perbedaan apakah yang mungkin terdapat jika dibandingkan terhadap percobaan sebelumnya


Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi

Pada kegiatan 1 reaksi antara natrium tiosulfat dan asam klorida yaitu :Yang pertama tuangkan ke dalam masing – masing labu yang ditandai A, B, dan C 25 ml natrium tiosulfat 1 M.
Lalu ke dalam B, C tambahkan berturut – turut 25 ml, 50 ml air dan guncangkan labu – labu itu, agar terjadi pencampuran yang sempurna.
Langkah yang ketiga yaitu bubuhkan 10 ml asam klorida 5 M pada labu A dan kocok labu itu jalankan stopwatch tepat pada saat larutan asam klorida dituangkan dan hentiksn stopwatch itu tepat pada saat kekeruhan timbul.Lakukan hal yang sama pada labu B dan C.
Kemudian bandingkan kecepatan pembebasan belerang itu dan terangkan hasil – hasil yang tercapai itu. Catat semua hasil percobaan pada lembaran pengamatan.
Pada kegiatan 2 reaksi antara kalium iodida dan merkuri klorida yaitu :
Yang pertama taruh kira – kira 2 gr masing – masing dari kalium dan merkuri klorida dalam gelas kimia dan amati perubahan yang terjadi.
Aduk campuran itu dengan batang gelas, mula – mula secara perlahan- lahan, kemudian  kuat sekali, dan akhirnya tambahkan air 1 ml. Catat semua pengamatan pada lembara pengamatan.
Sekarang gerus dahulu kedua zat itu secara terpisah dan campurkan dalam gelas kimia. Aduk dengan batang gelas dan amati apa yang terjadi. Catat semua pengamatan pada lembaran pengamatan.
Pada kegiatan 3 reaksi antara kalium permanganat dan asam oksalat yaitu :
Yang pertama encerkan 50 tetes larutan asam oksalat dengan air hingga menjadi 25 ml ( Larutan A ). Lakukan hal yang sama dengan larutan permanganate ( Larutan B ).
Kemudian dalam suatu tabung reaksi kecil bubuhkan kepada 2 tetes larutan A, 2 tetes larutan asam sulfat 0,5 M dan 1 tetes larutan B. Jalankan stopwatch ketika tetes terakhir ini ditambahkan. Ukur waktu yang diperlukan agar warna larutan hilang.
Lalu panaskan tabung reaksi yang mengandung 2 tetes larutan A dan 2 tetes larutan asam sulfat 0,5 M dalam air mendidih selama 10 detik. Kemudian tambahakan  1 tetes larutan B, dan catat waktu yang diperlukan agar warna kalium permanganat itu hilang. Dan terangkan hasil – hasil yang didapat itu, dalam lembara pengamatan.

















HASIL DAN PEMBAHASAN


Pemisahan dan Pemurnian

Hasil percobaan pertama sebelum dicampurkan pasir dan air berwarna bening. Setelah dicampur dan diaduk rata warna airnya menjadi keruh dan pasirnya mengendap dibagian bawah. Ini memakai cara dekantasi terjadinya pemisaha yang jelas
Setelah bubuk kapur tulis dilarutkan dalam air, yang terjadi kapur tidak melarut, Setelah disaring dengan kertas penyaring, kapur tulis berubah warna menjadi bening yang tadinya berwarna.
Setelah garam dapur dilarutkan kedalam air yang terjadi garam larut dalam air, dan warna air tersebut berubah menjadi bening dan terjadi penguapan pada kaca erloji. Garam dapur atau natrium klorida atau NaCl. Zat padat berwarna putih yang dapat diperoleh dengan menguapkan dan memurnikan air laut. Juga dapat dengan netralisasi HCl dengan NaOH berair. NaCL nyaris tak dapat larut dalam alkohol, tetapi larut dalam air sambil menyedot panas, perubahan kelarutannya sangat kecil dengan suhu. Garam normal; suatu garam yang tak mengandung hidrogen atau gugus hidroksida yang dapat digusur. Larutan-larutan berair dari garam normal tidak selalu netral terhadap indikator semisal lakmus. Garam rangkap; garam yang terbentuk lewat kristalisasi dari larutan campuran sejumlah ekivalen dua atau lebih garam tertentu. Misalnya: FeSO4(NH4)2SO4.6H2O dan K2SO4Al2(SO4)3.24H2O. Dalam larutan, garam ini merupakan campuran rupa-rupa ion sederhana yang akan mengion jika dilarutkan lagi. Jadi, jelas berbeda dengan garam kompleks yang menghasilkan ion-ion kompleks dalam larutan (Arsyad, 2001).
Setelah garam CuSO4 . 5H2O dilarutkan kemudian dipanaskan, setelah volumenya berkurang sebagian. Kemudian didinginkan, setelah larutan itu dingin terlihat kristal2 disekeliling cawan yang halus dan bewarna putih. Kristalisasi merupakan metode pemisahan untuk memperoleh zat padat yang terlarut dalam suatu larutan. Dasar metode ini adalah kelarutan bahan dalam suatu pelarut dan perbedaan titik beku. Kristalisasi ada dua cara yaitu kristalisasi penguapan dan kristalisasi pendinginan (Nisa halimah.2009).
Setelah garam dapur dan pasir dicampurkan ,kemudian dipanaskan  dan disaring, warna cairan tersebut berubah menjadi kuning, dan setelah didinginkan cairan tersebut membentuk Kristal-kristal. Syarat utama tebentuknya Kristal daru suatu larutan adalah larutan induk harus dibuat dalam kondisi lewat jenuh. Kondisi lewat jenuh dalah kondisi dimana pelarut mengandung zat terlarut melebihi kemampuan pelarut tersebut untuk melarutkan zat terlarut pad suhu tetap (Fessenden,2002).
Setelah yod dicampur dengan pasir dan dipanaskan serta ditutup dengan kaca erloji yang diberi sedikit air pada bagian atasnya. Beberapa menit kemudian yod menguap pada kaca erloji dan memebentuk zat padat (Kristal-kristal)pada bagian kaca.


Kromatografi

Setelah dilakukan percobaan sesuai dengan tahap yang ada pada diktat, maka dapat diperoleh hasil dimana jarak antara batas air sebesar 6 cm, noda biru sebesar 1,8 cm, jarak batas air sebesar 6 cm dan noda merah yaitu 1,4 cm, jarak batas air 6 cm dan noda hitam sebesar 1,6 cm.
(fransisco, 2004) berpendapat bahwa Semakin tinggi volume larutan NaOH semakin rendah temperature yang dihasilkan dan Semakin rendah volume larutan NaOH, maka semakin tinggi temperature yang dihasilkan. Semakin bannyak tinta yang diteteskan , maka semakin lebar pula resapan tintanya. Dan penetesan tintanya jangan terlalu banyak akan mengakibatkan melebarnya tinta warna yang sangat banyak
Dari hasil yang diperoleh dari praktek dapat diketahui perhitungan sebagai berikut  dik : jarak air biru 6 cm, jarak air merah 6cm, jarak air hitam 6 cm, jarak noda biru 1,8, jarak noda merah 1,4 jarak noda hijau 1,6 cm.

Dit : Perbandingan kedua jarak
Penyelesaian : biru = 0,3 cm  merah = 0,26 cm    Hijau = 0,23 cm.
Jadi kesimpulannya, dari hasil percobaan bahwa jarak dari air pada tiap zat warna tidak sama dan juga jarak noda yang ikut merambat naik juga tidak ada yang sama. Selain itu dapat disimpulkan pula bahwa warna dari tinta yang merambat lebih muda dari warna tinta yang pertama kali diteteskan pada kertas.

Stoikiometri

Pengamatan Stoikiometri CuSO4 – NaOH

NaOH – CuSO4

Ml                Ml

TM

TA

∆T
8                   5
7                    6
6                    7
5                    8
27 + 28 = 55 : 2 = 27,5
27 + 27 = 54 : 2 = 27
27 + 26,5 = 53,5 : 2 = 26,75
27 + 26,5 = 53,5 : 2 = 26,75
30
31
30
31
2,5
4
3,25
4,25

Grafik pengamatan Stoikiometri



5        4,25
4                                4
3        3,25
2                                                      2,5
1
x
5        6        7         8     CuSO4
8        7        6         5     NaOH


Stoikiometri Asam – Basa
a.       NaOH – HCL
NaOH – HCL

Ml                Ml

TM

TA

∆T
8                   5
7                    6
6                    7
5                    8
29,5
29,75
29,5
48
48
36
18,5
18,25
6,5

Kesimpulan
Stoikiometri CuSO4
Semakin tinggi volume larutan NaOH semakin rendah temperatur yang dihasilkan dan semakin rendah volume larutan NaOH, maka semakin tinggi temperatur yang dihasilkan.

Stoikiometri NaOH – HCL
Semakin tinggi volume asam Maka suhu semakin rendah, semakin rendah volume asam maka suhu semakin tinggi dan semakin tinggi basa, maka suhu rendah.


Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laju Reaksi

Percobaan pertama tuangkan kedalam 3 labu ukuran 25 ml natrium tiosulfat, lalu dicampur dengan HCL dan air, maka waktu yang diperlukan untuk terjadinya reaksi atau perubahan warna akan berbeda-beda tergantung pada kosentrasi ke tiga campuran. Dan tidak terjadi reaksi antara tidak ada kosentrasi. Seperti pada tabel berikut :
Labu
Larutan
Waktu (sekon)
A
10 ml HCL
23,00 sekon
B
25 ml Air + 10 ml HCL
25,51 sekon
C
50 ml Air + 10 ml HCL
59,80 sekon

Jadi kesimpulannya yaitu : semakin besar molar suatu zat, semakin cepat laju reaksi terjadi. Bird (2000) mengatakan, bahwa kecepatan reaksi tergantung pada ion yang mengandung asam dan dengan adanya natrium tiosulfat maka akan membebaskan iodium telah diasamkan dengan asam sulfat.

Pada percobaan kedua antara kalium iodida dengan merkuri klorida terjadi perubahan warna orange setelah dicampur dan diaduk secara perlahan, kemudian diaduk dengan kuat sekali sehingga warna menjadi warna orange yang merata dan ditambah 1 ml air, maka partikel mengecil sehingga warnanya menjadi orange pekat. Katalisator adalah zat yang ditambah ke dalam suatu reaksi dengan maksud memperbesar kecepatan reaksi. Fungsi katalis adalah memperbesar kecepatan reaksi dengan jalan memperkecil energi pengaktifan suatu reaksi dan dibentuk tahap-tahap reaksi baru.


Pada percobaan ketiga antara kalium permanganat dan asam oksalat

Tabung
Temperatur
Waktu (menit)
1
Dipanaskan
27,74 detik
2
Tidak dipanaskan
2 menit 15 detik

Jadi, kesimpulannya yaitu : semakin besar temperatur yang diberikan, maka semakin cepat laju reaksi yang berlangsung. Dan juga semakin besar molaritas, maka semakin cepat konsentrasinya. Konnaso (2000) mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi adalah pengaruh konsentrasi, pengaruh besar partikel atas laju reaksi, pengaruh temperatur atas laju reaksi pada temperatur atas laju reaksi reaksi ini tergantung pada zat-zat pereaksi. Whiskia (2004) mengatakan bahwa salah satu metode penentuan orde reaksi menurut waktu dan reaksi awal dari sederajat percobaan . metode membutuhkan pemetaan yang tepat dari fungsi konsentrasi pereaksi antara waktu yang dipergunakan untuk mendapatkan hasil yang tepat.





















PENUTUP


Kesimpulan

Pemisahan dan pemurnian ada beberapa cara pemisahan  campuran yaitu filtrasi, kristalisasi, destilasi. Jadi suatu larutan yang dicampurkan dengan air dan kemudian disaring terdapat perbedaan dan hasil saringan tersebut dipanaskan akan terlihat beberapa kristal. Sebagai contoh garam ini merupakan suatu komponen. Bila suatu campuran yod dengan natrium karbonat dapat menimbulkan kristal yang berwarna. Begitupula dengan campuran garam dan pasir, air yang awalnya bening semakin disaring dan dicuci  air saringan tersebut semakin pekat.
Kromatografi adalah suatu teknik pemisahan dan pengidentifikasian campuran berdasarkan perbedaan suatu kecepatan perambatan komponen dalam medium tertentu dan pada kromatografi, komponen-komponenya akan dipisahakan antara dua buah fase yaitu fase diam dan fase gerak. Difase diam akan menahan komponen campuran sedangkan fase gerak akan melarutkan zat komponen campuran. Komponen diam yang mudah tertahan pada fase diam akan tertinggal dan komponen yang mudah larut dalam fase gerak akan dapat bergerak lebih cepat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi adalah semakin besar temperatur yang diberikan maka semakin cepat laju reaksi yang berlangsung. Dan juga semakin besar molaritas maka semakin cepat konsentrasinya. Fungsi katalis adalah memperbesar kecepatan laju raksi dengan jalan memperkecil energi pengaktifan suatu reaksi dan dibentuknya tahap-tahap reaksi baru.
Semakin  lama uapannya bertambah,telah beberapa lama dilakukan pembakaran selama kurang lebih 15 Menit airnnya mendidih, dan dilakukan titrasi, airnya berubah semakin jernih dan ada sedikit endapan kotoran dari cairan KMnO4.
Semakin  lama uapannya bertambah,telah beberapa lama dilakukan pembakaran selama kurang lebih 15 Menit airnnya mendidih, dan dilakukan titrasi, airnya berubah semakin jernih dan ada sedikit endapan kotoran dari cairan KMnO4.



Saran

Dalam praktikum kimia dasar masih sangat perlu bimbingan khusus, terutama pada penggunaan alat-alat laboratorium. Serta dalam pembahasan materi juga diperlukan bimbingan yang baik. Sehingga permasalahan dan tujuan dalam praktikum dapat terselesaikan dan tercapai dengan maksimal.
Sebelum melakukan praktikum alat dan bahan yang akan digunakan terlebih dahulu disiapkan, agar dalam melakukan kegiatan praktikum dapat berjalan dengan baik, sehingga waktu praktikum dapat dimanfaatkan dengan seeffisien mungkin.
























DAFTAR PUSTAKA


Annisa 2000 : 117 http://blogspot.com metode kromatografi , di postkan tanggal 11 januari 2002. Diakses tanggal 02 November 2011 pukul 17.00 WIB.
Aswad. Dkk., 2001. Kimia SMA 2. Erlangga. Jakarta.
Arsyad. M. Natsir.2001. Kamus Kimia Arti dan Penjelasan Istilah. Gramedia. Jakarta.
Bird. 2000. Kimia XI A. Jakarta. Erlangga.
B.J Stokes. 2004. Kimia Dasar 3. ITB Press. Bandung.
Fransisco, 2004 http://blogspot.com asam-basa , di postkan tanggal 11 januari 2005. Diakses tanggal 02 November 2011 pukul 17.00 WIB.
http://blogspot-news,pemisahandan pemurnaian _(Nisa halimah.2009). http://blogspot-news,pemisahandan pemurnaian _(Fessenden,2002) ).
http://blogspot-news,pemisahandan pemurnaian (kotz,2006:435-436).
J.A. Hunt. Dkk. 2009. Kimia Universitas Jilid 3. Erlangga. Jakarta.
Keenan. Charles W. Dkk. 2000. Kimia Untuk Universitas Jilid 2. Erlangga. Jakarta
(Joko, 2008:157) http://blogspot.com kromatografi kertas, di postkan tanggal 11 januari 2009. Diakses tanggal 02 November 2011 pukul 17.00 WIB.
Krisbiyanto. Adi. 2008, Panduan Kimia Praktis SMA. Pustaka Widyautama; Jakarta
Konnaso. 2001. Katalis Pada Laju Reaksi. Erlangga. Jakarta.
Purba Michael. 2002. Pemisahan filtrasi destilasi dan kristalisasi. Erlangga. Jakarta.
Rassy,2004:367 http://blogspot.com stoikiometri, di postkan tanggal 11 januari 2004. Diakses tanggal 02 November 2011 pukul 17.00 WIB.
Riccard, 2006:980 http://blogspot.com teori asam-basa, di postkan tanggal 11 januari 2006. Diakses tanggal 02 November 2011 pukul 17.00 WIB.
Sahna. 2001. Buku Ajar Vogel : Analis Anorganik Kuantitatif Makro dan Semimikro. PT Kalman Media Pustaka. Jakarta.
Sitorus. Ronald. 2002. Pemisahan dan Pemurnian. Erlangga. Jakarta.
Syukri.2000. Kimia Dasar 2. ITB Press. Bandung.
Tamrin dan J. Abdul. 2008. Rahasia Penerapan Rumus-Rumus Kimia. Gita Media Pres : Jakarta
Wahyustatistik.blogspot.com/2010/05/laporan-kimia-laju-reaksi.