LAPORAN SEMESTER PRAKTIKUM
KIMIA
DASAR
Oleh:
Cahya Wulandari
E10012008
A
FAKULTAS PETRNAKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2012
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam profesi keguruan.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Jambi , November 2012
penulis
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Satu metode untuk
memurnikan zat cair adalah destilasi. Metode ini memanfaatkan perbedaan titik
didih masing-masing komponen. Penurunan tekanan luar menyebakan larutan akan
mendidih pada temperatur lebih rendah. Pemanasan zat cair menyebabkan molekul
memasuki fase uap. Destilasi ada dua macam, yaitu distilasi sederhana dan
distilasi bertingkat. Filtrasi adalah proses pemisahan padatan dari cairan
dengan menggunakan bahan berpori yang hanya dapat dilalui oleh cairan.
Sublimasi adalah proses pemurnian suatu zat dengan jalan memanaskan campuran,
sehingga dihasilkan sublimat. Ketika iod dipanaskan tidak menguap, sedangkan
komponen yang lain tidak. Kristalisasi cara ini berdasarkan perbedaan larutan
dari komponen campuran dalam pelarut tertentu.
Kromatografi adalah sautu
teknik pemisahan dan pengidentifikasian campuran berdasarkan perbedaan suatu
kecepatan perambatan komponen dalam medium tertentu dan pada kromatografi,
komponen-komponennya akan dipisahkan antara dua fase yaitu fase diam dan fase
gerak. Kertas kromatografi dibuat dari serat selulosa danselulosa merupakan
polimer dari gula sederhana, yaitu glukosa. Kompleksitas tmbul karena
serat-serat selulosa berantraksi dengan uap air dari atmosfir sebagaimana dalam
hal air yang timbul pada saat pembuatan kertas.
Stoikiometri berkaitan
dengan hubungan kuantitatif antara unsur dalam suatu senyawa dan antar zat
dalam suatu reaksi,pengetahuan tentang masa atom dan masa molekul dan mempunyai
peranan yang sangat penting dalam pengembangan suatu ekperimen maupun dalam
suatu perindustrian, dimana kita dapat mencampurkan zat pereaksi dalam jumlah
yang sesuai serta dapat memperkirakan jumlah yang sangat besar.
Faktor yang mempengaruhi
laju reaksi adalah konsentrasi, partikel temperatur dan katalis. Katalisator
adalah zat yang ditambahkan ke dalam suatu reaksi dengan maksud memperbesar
kecepatan reaksi. Fungsi katalis adalah memperbesar kecepatan reaksi dengan
jalan memperkecil energi pengaktifan suatu reaksi dan dibentuknya tahap-tahap
reaksi baru.
Titrasi Oksidasi reduksi
(redoks),merupakan bagian terbesar dari analisis volumetri karena metoda ini
dapat digunakan untuk sejumlah besar unsur. Selain itu metoda ini digunakan
juga untuk menentukan sejumlah zat organic.
Buret dibuat dari kaca panjang dengan
garis skala yang ditera secara teliti. Di ujung bawah terdapat sebuah kran
untuk mengaliri aliran cairan yang akan dikeluarkan. Alat ini digunakan untuk
memperoleh volum suatu cairan secara teliti dalam ukuran kecil.
Tujuan dan Manfaat
Untuk mengetahui tentang
zat-zat dan cara untuk pemisahan dan pemurnian, kromatografi,
stoikiometri, faktor-faktor yang memperngaruhi laju reaksi dan titrasi oksidasi
dan reduksi. Sehingga kita mendapat ilmu yang bermanfaat dimana sebelumnya kita
belum mengetahui tentang semua yang tertera diatas dan karna berkat pratikum
ini kami sudah mengetahui bagaimana bentuk zat dan reaksi dari paraktikum
tersebut.
TINJAUAN PUSTAKA
Pemisahan dan Pemurnian
Kristalisasi
merupakan salah satu cara pemurnian zat padat yang jamak digunakan, dimana zat
tersebut atau zat pada tersebut dilarutkan dalam suatu pelarut. Cara ini
bergantung pada kelarutan pada kelarutan zat dalam pelarut tertentu
dikala suhu diperbesar. Karena konsentrasi total impuriti biasanya lebih kecil
dari konsentrasi zat yang dimurnikan, bila dingin, maka konsentrasi impuriti
yang rendah tetapi dalam larutan sementara produk yang berkonsentrasi tinggi
akan mengendap (Arsyad, 2001).
Garam dapur dan natrium klorida atau
NaCL. Zat padat berwarna putih yang dapat diperoleh dengan menguapkan dan
memurnikan air laut. Juga dapat dengan netralisasi HCL dengan NaOH berair. NaCL
nyaris tak dapat larut dalam alkohol, tetapi laru t dalam air sambil menyedot
panas, perubahan kelarutan sangat kecil dengan suhu. (Arsyad, 2001).
Ada beberapa cara pemisahan campuran :
filtrasi pemisahan zat padat dari cairan melalui saringan yang berpori.
Kristalisasi pemisahan untuk memperoleh zat padat yang larut dalam cairan.
Terbagi 2 yaitu : penguapan dan pendinginan. Destilasi cara memperleh cairan
yang dikotori zat terlarut dan becampur dengan cairan lain yang titik didihnya
berbeda. (Ronald sitorus, 2002).
Zat padat umumnya mempunyai titik lebur
yang tajam, sedangkan zat padat amorf akan melunak dan kemudian melebur dalam
rentangan suhu yang besar. Partikel zat padat amorf sulit dipelajari karena
tidak teratur. Oleh sebab itu, permbahasan zat padat hanya membicarakan
kristal. (Syukri, 2000).
Kemudahan suatu endapan dapat disaring
dan dicuci tergantung sebagian besar pada struktur morfologi endapan, yaitu
bentuk dan ukuran-ukuran kristalnya. Semakin besar kriistal-kristal yang
terbentuk selama berlangsung pengendapan, makin mudah mereka dapat disaring dan
mungkin sekali makin cepat kristal itu akan turun keluar dari larutan yang
lagi-lagi akan membantu penyaringan. (Svehla, 2000).
Kristalisasi
merupakan metode pemisahan untuk memperoleh zat padat yang terlarut dalam suatu
larutan. Dasar metode ini adalah kelarutan bahan dalam suatu pelarut dan
perbedaan titik beku. Kristalisasi ada dua cara yaitu kristalisasi penguapan
dan kristalisasi pendinginan (Nisa halimah.2009).
Stoikiometri
Thomas (2005),
menyatakan bahwa stoikiometri dari suatu senyawa dapat memperlajari dalam
kinetika kimia.
Michael Purba
(2005) menyatakan bahwa stoikiometri adalah pengetahuan tentang masa atom dan
masa molekul.
J.A Hunt
(2004), menyatakan bahwa stoikiometri dari suatu senyawa dinyatakan dalam rumus
kimia.
Sudjiwo (2007),
menyatakan bahwa perubahan temperatur pada stoikiometri dapat dihitung dengan
suhu akhir dikurang suhu awal.
Penicum aracis
(2002),menyatakan stoikiometri ialah salah satu cabang ilmu kimia yang
mempelajari hubungan dan komposisi-komposisi dari suatu zat dan nilainya.
Stokes B.J
(2004), menyatakan bahwa stoikiometri mempunyai peranan sangat penting dalam
pengembangan suatu eksperimen maupun dalam suatu perindustrian, dimana kita
dapat mencampurkan zat pereaksi dalam jumlah yang sesuai serta dapat
memperkirakan jumlah yang sangat besar.
Kromatografi
(Joko, 2008:157)
menyatakan bahwa semakin bannyak tinta yang diteteskan , maka semakin lebar
pula resapan tintanya. Dan penetesan tintanya jangan terlalu banyak akan
mengakibatkan melebarnya tinta warna yang sangat banyak.
(fransisco,
2004) berpendapat bahwa Semakin tinggi volume larutan NaOH
semakin rendah temperature yang dihasilkan dan Semakin rendah volume larutan
NaOH, maka semakin tinggi temperature yang dihasilkan
Metode
kromatografi merupakan suatu teknik pemisahan secara fisika yang menggunakan
dua fase yaitu fase diam dan fase gerak. Pemisahan ini terjadi karena adanya
perbedaan migrasi yang disebabkan oleh beda koefisien distribusi dari
masing-masing komponen. Salah satunya merupakan lapisan stasioner (fase diam)
dengan permukaan yang luas dan fase yang lain berupa zat alir (fluida) yang
mengalir lambat menembus sepanjang lapisan stasioner.
(annisa 2000 : 117)
(Riccard, 2006:980) Semakin tinggi volume asam maka suhu
semakin rendah, Semakin rendah volume asam maka suhu semakin tinggi, begitu
pula sebaliknya dengan basa. (sama dengan hasil penelitian yang kami lakukan).
(Rassy,2004:367)stoikiometri (kadang disebut
stoikiometri reaksi untuk
membedakannya dari stoikiometri komposisi) adalah ilmu yang mempelajari dan
menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia.
membedakannya dari stoikiometri komposisi) adalah ilmu yang mempelajari dan
menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia.
Metode kromatografi
merupakan suatu teknik pemisahan secara fisika yang menggunakan dua fase yaitu
fase diam dan fase gerak. Pemisahan ini terjadi karena adanya perbedaan migrasi
yang disebabkan oleh beda koefisien distribusi dari masing-masing komponen.
Salah satunya merupakan lapisan stasioner (fase diam) dengan permukaan yang
luas dan fase yang lain berupa zat alir (fluida) yang mengalir lambat menembus
sepanjang lapisan stasioner. (annisa 2000 : 117)
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
Aswad (2001) mengatakan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi adalah benda-benda yang
mempengaruhi konsentrasi, besar partikel dan temperatur atas laju reaksi.
Bird (2000) mengatakan bahwa
kecepatan reaksi tergantung pada ion yang mengandung asam dan dengan adanya
natrium tiousulfat maka akan membebaskan iodium telah diasamkan dengan asam
sulfat.
Konnaso (2001) mengatakan, bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi adalah pengaruh konsentrasi,
pengaruh besar partikel atas laju reaksi, pengaruh temperatur atas laju reaksi,
pada temperatur-temperatur atas laju reaksi ini tergantung pada zat-zat
pereaksi.
Sahma (2001) mengatakan bahwa laju
pertumbuhan butir seng merupakan faktor lain yang mempengaruhi ukuran balon
yang akan mengalami pengembangan yang sangat cepat karena dipengaruhi oleh
larutan asam klorida dan butiran seng.
Whiskia (2003) mengatakan, bahwa
salah satu metode penentu orde reaksi menurut waktu atau reaksi awal dari
sederet percobaan. Metode membutuhkan pemetaan yang tepat dari fungsi konsentrasi
pereaksi antara waktu yang diperlukan dipergunakan untuk mendapatkan hasil yang
tepat.
Sebelum
pereaksi terlibat dalam suatu reaksi kimia mereka harus mengadakan kontak lebih
dahulu satu sama lain. Terkadang kontak seperti ini cukup untuk memulai reaksi
secara spontan. Meskipun demikian dalam banyak kasus di perlukan sumber energi
dari luar untuk memenuhi terjadinya reaksi, yaitu untuk menyediakan energi
aktivitas reaksi. Magnesium misalnya harus dipanaskan sampai temperaturenya
naik terlebih dahulu sebelum bereaksi dengan oksigen dari udara. Sekali reaksi
terjadi, reaksinya akan cepat sekali dan menghasilkan banyak panas (Krisbiyanto
: 2008).
Titrasi oksidasi dan reduksi
Pada proses
titrasi ini digunakan suatu indikator yaitu suatu zat yg ditambahkan
sampai seluruh reaksi selesai yg dinyatakan dgn perubahan warna. Perubahan
warna menandakan telah tercapainya titik akhir titrasi (Brady, 2009).
Larutan basa yg akan
diteteskan (titran) dimasukkan ke dalam buret (pipa panjang berskala) &
jumlah yg terpakai dpt diketahui dari tinggi sebelum &
sesudah titrasi. Larutan asam yang dititrasi dimasukkan kedalam gelas
kimia (erlenmeyer) dg mengukur volumenya terlebih dahulu dg memakai pipet
gondok. Untuk mengamati titik ekivalen, dipakai indikator yang warnanya
disekitar titik ekivalen. Dlm titrasi yg diamati adalah
titik akhir bukan titik ekivalen (syukri, 2009).
Suatu
proses didlm laboratorium utk mengukur jumlah suatu reaktan yg bereaksi
sempurna dgn sejumlah reaktan lainnya, dimana reaktan pertama ditambahkan
secara kontinu ke dlm reaktan kedua disebut titrasi. Reaktan yang
ditambahkan tadi disebut sebagai titrant dan reaktan yang ditambahkan titrant
kedalamnya disebut titree.(Thomas,2003)
Didalam
beberapa titrasi, titik ekivalen adalah titik selama proses
titrasi dimana tepatnya titrant telah cukup ditambahkan untuk bereaksi dengan
titree.Salah satu masalah teknis dalam titrasi adalah titik dimana
suatu perubahan dapat diamati, terjadi yang untuk mengindikasikan pendekatan
yang paling baik ke titik ekivalen. (Kuncoro, 2001)
Secara
ideal, titik akhir dan titik ekivalen seharusnya identik, tetapi dalam
prakteknya jarang sekali ada orang yang mampu membuat kedua titik tersebut
tepat sama, meskipun ada beberapa hal dimana perbedaan antara kedua hal
tersebut dapat diabaikan (Snyder, 2006).
Titrasi biasanya
merupakan larutan elektrolit kuat seperti NaOH dan HCl yg
diperlukan utk bereaksi sempurna oleh zat yang dianalisis yang disebut sebagai
titik ekivalen. Perbedaan titik akhir dan titik ekivalen disebut sebagai
kesalahan titik akhir. Kesalahan titk akhir adalah kesalahan acak yang berbeda
ntuk setiap sistem. Kesalahan ini bersifat aditif dan determinan dan nilainya
dapat dihitung. Dengan menggunakan metode
potensiometri dan
konduktometri, kesalahan titik akhir ditekan sampai nol (Rivai, 2005).
MATERI DAN METODA
Waktu dan Tempat
Praktikum Kimia
dasar dilaksanakan mulai dari tanggal 25 september sampai tanggal
30 oktober 20012 dari jam 08.00 sampai dengan selesai di Laboratorium
MIPA Universitas Jambi.
Materi
Pemisahan dan Pemurnian
Dalam praktikum Pemisahan dan Pemurnian alat dan
bahan yang digunakan adalah. Kertas saring,
CuSO4.5HzO,
Garam dapur,
Yod, Kapur tulis,
Pasir, Gelas Kimia,
Corong, Cawan penguap,
Gelas ukur 50 mL,
Pembakar, dan Kaca erloji
Kromatografi
dan stoikiometri
Pada pratikum ini
menggunakan alat dan zat yaitu : kertas kromatografi, gelas kimia, lidi, tinta
biru, merah, hitam, gelas penagaduk, termometer, larutan CuSO4 larutan NaOH,
larutan HCL dan larutan H2SO4.
Fator-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi
Dalam praktikum ini alat dan bahan
yang digunakan yaitu : Pada kegiatan 1, labu 250 ml 3 buah, tabung ukur 100 ml,
larutan natrium tiosulfat 1 M, dan asam klorida 5 M. P ada kegiatan 2, batang
gelas, gelas kimia 100 ml, mortar, kalium iodida, merkuri klorida. Pada
kegiatan terakhir yaitu, pipet tetes 3 buah, gelas kimia 150 ml, tabung ukur 25
ml, tabung reaksi kecil, penjepit tabung reaksi, rak tabung reksi, stopwatch,
larutan asam oksalat 0,05 M, kalium permanganat 0,01 M, asam sulfat 0,5 M.
Metoda
Pemisahan dan pemurnian
Memasukkan
lebih kurang 1 sendok pasir ke dalam gelas kimia yang telah berisi air,
kemudian di aduk.biarkan pasir mengendap ,kemudian tuangkan larutan bagian
atas.
Memasukkan
bubuk kapur tulis ke dalam gelas kimia, kemudian di aduk.siapkan corong dan
kertas saring, lalu lakukan penyaringan.
Larutkan garam dapur dalam gelas kimia
yang berisi air, kemudian larutkan garam ini disaring dengan menggunakan kertas
saring.uapkan larutan garam yang telah di saring ini dalam cawan penguapan.
Larutkan 10 gram garam CuSo4.5H2O ke
dalam 50 ml air.uapkan larutan ini sehingga volum menjadi 20 ml, keudian di
dingin kan .perhatikan bentuk Kristal yang terjadi.
Campurkanlah
lebih kurang 1 sendok pasir ke dalam gelas kimia dan 1 sendok garam dapur
sampai homogen, dan masukkan ke dalam gelas kimia.panaskan campuran ini
kemudian saring.zat padat yang tertinggal di corong di cuci dua sampai tiga
kali dangan lebih kurang 5 ml air.air saringan dan cucian di satukan kemudian
di uapkan dalam cawan penguapan . jika air nya hamper habis, handak nya
pembakar di sisih kan sebentar dan biarkan air menguap sendiri.
Memasukkan
lebih kurang 2 gram yod yang kotor ke dalam cawan penguapan.tutup cawan
penguapan terbentuk zat padat pada alat kaca erloji. Sesudah di dinginkan
kumpulkan Kristal-kristal tersebut.pehatikan bentuk Kristal yang terbentuk
tersebut dengan kaca erloji yang berisi air.panaskan perlahan-lahan sampai
terbentuk zat padat pada alat kaca erloji. Sesudah di dinginkan kumpulkan
Kristal-kristal tersebut.pehatikan bentuk Kristal yang terbentuk.
Kromatografi
Pertama, buatlah garis
dengan pensil 1 cm dari ujung bawah keatas. Kromatografi (kertas saring)
Kedua, buat titik
dengan tinta hijau di tengah garis.
Ketiga, buat titik
dengan tinta lain di sebelah kiri dan disebelah kanan titik hijau pada jarak
2cm. biarkan sampai kering
Keempat, gulung kertas
berbentuk silinder
Kelima, tempatkan
kertas dalam gelas kimia yang berisi air setinggi 1cm, sehingga ujung kertas
tercelup dalam air (jaga sehingga titik tersebut agar tidak tercelup dalam air)
Keenam, biarkan air
merambat ke bagian atas kertas. Zat warna dalam tinta akan ikut merambat naik.
Ketujuh, jika air
sudah merambat mendekati ujung kertas, keluarkan kertas. Beri batas rambat
air.
V
Kedelapan, perhatikan
noda-noda zat warna dalam tinta. Biarkan kertas saring menjadi kering.
Kesembilan, ukur jarak
batas air dan jarak tiap noda zat warna, dari garis pensil pada ujung bawah
keatas.
Kesepuluh, hitung
harga perbandingan kedua jarak =
Kesebelas, buat
kromatograf dari titik tinta yang tidak dikenal, misalnya campuran dua macam
tinta.
Stoikiometri :
Pertama , stoikiometri system CuSO4
– NaOH.
Gunakan larutan CuSO4 1 m dan NaOH 2 m.
masukan 40 ml NaOH kedalam gelas kimia dan catat temperaturnya.
Sementara aduk, tambahkan 10 ml CuSO4 yang
diketahui temperature awal dan amati temperature dari campuran.
Ulangi percobaan, menggunakan 20 ml NaOH dan
30 ml CuSO4, sekali lagi menggunakan 10 ml Naoh dan 40 ml CuSO4, akhirnya
menggunakan 30 ml NaOH dan 20 ml CuSO4.
Kedua, stoikiometri asam-basa.
Kedalam 5 buah gelas piala masukkan
berturut-turut 5,10, 15, 20 dan 25 ml larutan NaOH, dan kedalam 5 buah gelas
piala berturut-turut 5,10,15,20,25 Hcl.
Temperature dari tiap tiap larutan diukur,
dicatat, kemudian dirata-ratakan.
Setelah itu kedua macam larutan asam-basa ini
selalu tetep yaitu 30 ml.
Perubahan temperature yang terjadi selama
pencampuran dicatat sebagai temperature
akhir,
Selanjutnya, buat grafik antara (sumbu Y) dan
volume asam-basa (sumbu X)
Lakukan percobaan yang sama terhadap campuran
NaOH dan H2SO4. Perbedaan apakah yang mungkin terdapat jika dibandingkan
terhadap percobaan sebelumnya
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
Pada kegiatan 1 reaksi antara
natrium tiosulfat dan asam klorida yaitu :Yang pertama tuangkan ke dalam masing
– masing labu yang ditandai A, B, dan C 25 ml natrium tiosulfat 1 M.
Lalu ke dalam B, C tambahkan berturut – turut 25 ml, 50 ml
air dan guncangkan labu – labu itu, agar terjadi pencampuran yang sempurna.
Langkah yang ketiga yaitu bubuhkan
10 ml asam klorida 5 M pada labu A dan kocok labu itu jalankan stopwatch tepat
pada saat larutan asam klorida dituangkan dan hentiksn stopwatch itu tepat pada
saat kekeruhan timbul.Lakukan hal yang sama pada labu B dan C.
Kemudian bandingkan kecepatan pembebasan belerang itu dan
terangkan hasil – hasil yang tercapai itu. Catat semua hasil percobaan pada
lembaran pengamatan.
Pada kegiatan 2 reaksi antara kalium iodida dan merkuri
klorida yaitu :
Yang pertama taruh kira – kira 2 gr
masing – masing dari kalium dan merkuri klorida dalam gelas kimia dan amati
perubahan yang terjadi.
Aduk campuran itu dengan batang
gelas, mula – mula secara perlahan- lahan, kemudian kuat sekali, dan
akhirnya tambahkan air 1 ml. Catat semua pengamatan pada lembara pengamatan.
Sekarang gerus dahulu kedua zat itu
secara terpisah dan campurkan dalam gelas kimia. Aduk dengan batang gelas dan
amati apa yang terjadi. Catat semua pengamatan pada lembaran pengamatan.
Pada kegiatan 3 reaksi antara kalium permanganat dan asam
oksalat yaitu :
Yang pertama encerkan 50 tetes
larutan asam oksalat dengan air hingga menjadi 25 ml ( Larutan A ). Lakukan hal
yang sama dengan larutan permanganate ( Larutan B ).
Kemudian dalam suatu tabung reaksi
kecil bubuhkan kepada 2 tetes larutan A, 2 tetes larutan asam sulfat 0,5 M dan
1 tetes larutan B. Jalankan stopwatch ketika tetes terakhir ini ditambahkan.
Ukur waktu yang diperlukan agar warna larutan hilang.
Lalu panaskan tabung reaksi yang
mengandung 2 tetes larutan A dan 2 tetes larutan asam sulfat 0,5 M dalam air
mendidih selama 10 detik. Kemudian tambahakan 1 tetes larutan B, dan
catat waktu yang diperlukan agar warna kalium permanganat itu hilang. Dan
terangkan hasil – hasil yang didapat itu, dalam lembara pengamatan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pemisahan dan Pemurnian
Hasil percobaan
pertama sebelum dicampurkan pasir dan air berwarna bening. Setelah dicampur dan
diaduk rata warna airnya menjadi keruh dan pasirnya mengendap dibagian bawah.
Ini memakai cara dekantasi terjadinya pemisaha yang jelas
Setelah bubuk kapur tulis dilarutkan
dalam air, yang terjadi kapur tidak melarut, Setelah disaring dengan kertas
penyaring, kapur tulis berubah warna menjadi bening yang tadinya berwarna.
Setelah garam dapur dilarutkan kedalam
air yang terjadi garam larut dalam air, dan warna air tersebut berubah menjadi
bening dan terjadi penguapan pada kaca erloji. Garam dapur atau natrium klorida
atau NaCl. Zat padat berwarna putih yang dapat diperoleh dengan menguapkan dan
memurnikan air laut. Juga dapat dengan netralisasi HCl dengan NaOH berair. NaCL
nyaris tak dapat larut dalam alkohol, tetapi larut dalam air sambil menyedot
panas, perubahan kelarutannya sangat kecil dengan suhu. Garam normal; suatu
garam yang tak mengandung hidrogen atau gugus hidroksida yang dapat digusur.
Larutan-larutan berair dari garam normal tidak selalu netral terhadap indikator
semisal lakmus. Garam rangkap; garam yang terbentuk lewat kristalisasi dari larutan
campuran sejumlah ekivalen dua atau lebih garam tertentu. Misalnya: FeSO4(NH4)2SO4.6H2O
dan K2SO4Al2(SO4)3.24H2O.
Dalam larutan, garam ini merupakan campuran rupa-rupa ion sederhana yang akan
mengion jika dilarutkan lagi. Jadi, jelas berbeda dengan garam kompleks yang
menghasilkan ion-ion kompleks dalam larutan (Arsyad, 2001).
Setelah
garam CuSO4 . 5H2O dilarutkan kemudian dipanaskan,
setelah volumenya berkurang sebagian. Kemudian didinginkan, setelah larutan itu
dingin terlihat kristal2 disekeliling cawan yang halus dan bewarna putih.
Kristalisasi merupakan metode pemisahan untuk memperoleh zat padat yang
terlarut dalam suatu larutan. Dasar metode ini adalah kelarutan bahan dalam
suatu pelarut dan perbedaan titik beku. Kristalisasi ada dua cara yaitu
kristalisasi penguapan dan kristalisasi pendinginan (Nisa halimah.2009).
Setelah
garam dapur dan pasir dicampurkan ,kemudian dipanaskan dan disaring,
warna cairan tersebut berubah menjadi kuning, dan setelah didinginkan cairan
tersebut membentuk Kristal-kristal. Syarat utama tebentuknya Kristal daru suatu
larutan adalah larutan induk harus dibuat dalam kondisi lewat jenuh. Kondisi
lewat jenuh dalah kondisi dimana pelarut mengandung zat terlarut melebihi
kemampuan pelarut tersebut untuk melarutkan zat terlarut pad suhu tetap
(Fessenden,2002).
Setelah yod dicampur
dengan pasir dan dipanaskan serta ditutup dengan kaca erloji yang diberi
sedikit air pada bagian atasnya. Beberapa menit kemudian yod menguap pada kaca
erloji dan memebentuk zat padat (Kristal-kristal)pada bagian kaca.
Kromatografi
Setelah dilakukan
percobaan sesuai dengan tahap yang ada pada diktat, maka dapat diperoleh hasil
dimana jarak antara batas air sebesar 6 cm, noda biru sebesar 1,8 cm, jarak
batas air sebesar 6 cm dan noda merah yaitu 1,4 cm, jarak batas air 6 cm dan
noda hitam sebesar 1,6 cm.
(fransisco,
2004) berpendapat bahwa Semakin tinggi volume larutan NaOH
semakin rendah temperature yang dihasilkan dan Semakin rendah volume larutan
NaOH, maka semakin tinggi temperature yang dihasilkan.
Semakin bannyak tinta yang diteteskan , maka
semakin lebar pula resapan tintanya. Dan penetesan tintanya jangan terlalu
banyak akan mengakibatkan melebarnya tinta warna yang sangat banyak
Dari hasil yang
diperoleh dari praktek dapat diketahui perhitungan sebagai berikut dik
: jarak air biru 6 cm, jarak air merah 6cm, jarak air hitam 6 cm, jarak noda
biru 1,8, jarak noda merah 1,4 jarak noda hijau 1,6 cm.
Dit : Perbandingan kedua
jarak
Penyelesaian : biru = 0,3 cm merah =
0,26 cm Hijau = 0,23 cm.
Jadi kesimpulannya,
dari hasil percobaan bahwa jarak dari air pada tiap zat warna tidak sama dan
juga jarak noda yang ikut merambat naik juga tidak ada yang sama. Selain itu
dapat disimpulkan pula bahwa warna dari tinta yang merambat lebih muda dari
warna tinta yang pertama kali diteteskan pada kertas.
Stoikiometri
Pengamatan Stoikiometri CuSO4 – NaOH
NaOH – CuSO4
Ml
Ml
|
TM
|
TA
|
∆T
|
8
5
7
6
6
7
5
8
|
27 + 28 = 55 : 2 = 27,5
27 + 27 = 54 : 2 = 27
27 + 26,5 = 53,5 : 2 = 26,75
27 + 26,5 = 53,5 : 2 = 26,75
|
30
31
30
31
|
2,5
4
3,25
4,25
|
Grafik pengamatan Stoikiometri
5
4,25
4
4
3
3,25
2
2,5
1
x
5
6
7 8
CuSO4
8
7
6 5
NaOH
Stoikiometri Asam – Basa
a.
NaOH – HCL
NaOH – HCL
Ml
Ml
|
TM
|
TA
|
∆T
|
8
5
7
6
6
7
5
8
|
29,5
29,75
29,5
|
48
48
36
|
18,5
18,25
6,5
|
Kesimpulan
Stoikiometri CuSO4
Semakin tinggi volume
larutan NaOH semakin rendah temperatur yang dihasilkan dan semakin rendah
volume larutan NaOH, maka semakin tinggi temperatur yang dihasilkan.
Stoikiometri NaOH – HCL
Semakin tinggi volume
asam Maka suhu semakin rendah, semakin rendah volume asam maka suhu semakin
tinggi dan semakin tinggi basa, maka suhu rendah.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laju
Reaksi
Percobaan
pertama tuangkan kedalam 3 labu ukuran 25 ml natrium tiosulfat, lalu dicampur
dengan HCL dan air, maka waktu yang diperlukan untuk terjadinya reaksi atau
perubahan warna akan berbeda-beda tergantung pada kosentrasi ke tiga campuran.
Dan tidak terjadi reaksi antara tidak ada kosentrasi. Seperti pada tabel
berikut :
Labu
|
Larutan
|
Waktu (sekon)
|
A
|
10 ml HCL
|
23,00 sekon
|
B
|
25 ml Air + 10 ml HCL
|
25,51 sekon
|
C
|
50 ml Air + 10 ml HCL
|
59,80 sekon
|
Jadi kesimpulannya yaitu : semakin
besar molar suatu zat, semakin cepat laju reaksi terjadi. Bird (2000)
mengatakan, bahwa kecepatan reaksi tergantung pada ion yang mengandung asam dan
dengan adanya natrium tiosulfat maka akan membebaskan iodium telah diasamkan
dengan asam sulfat.
Pada percobaan kedua antara kalium
iodida dengan merkuri klorida terjadi perubahan warna orange setelah dicampur
dan diaduk secara perlahan, kemudian diaduk dengan kuat sekali sehingga warna
menjadi warna orange yang merata dan ditambah 1 ml air, maka partikel mengecil
sehingga warnanya menjadi orange pekat. Katalisator adalah zat yang ditambah ke
dalam suatu reaksi dengan maksud memperbesar kecepatan reaksi. Fungsi katalis
adalah memperbesar kecepatan reaksi dengan jalan memperkecil energi pengaktifan
suatu reaksi dan dibentuk tahap-tahap reaksi baru.
Pada percobaan ketiga antara kalium permanganat dan asam
oksalat
Tabung
|
Temperatur
|
Waktu (menit)
|
1
|
Dipanaskan
|
27,74 detik
|
2
|
Tidak dipanaskan
|
2 menit 15 detik
|
Jadi, kesimpulannya yaitu : semakin
besar temperatur yang diberikan, maka semakin cepat laju reaksi yang
berlangsung. Dan juga semakin besar molaritas, maka semakin cepat
konsentrasinya. Konnaso (2000) mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
laju reaksi adalah pengaruh konsentrasi, pengaruh besar partikel atas laju
reaksi, pengaruh temperatur atas laju reaksi pada temperatur atas laju reaksi
reaksi ini tergantung pada zat-zat pereaksi. Whiskia (2004) mengatakan bahwa
salah satu metode penentuan orde reaksi menurut waktu dan reaksi awal dari
sederajat percobaan . metode membutuhkan pemetaan yang tepat dari fungsi
konsentrasi pereaksi antara waktu yang dipergunakan untuk mendapatkan hasil
yang tepat.
PENUTUP
Kesimpulan
Pemisahan dan
pemurnian ada beberapa cara pemisahan campuran yaitu filtrasi,
kristalisasi, destilasi. Jadi suatu larutan yang dicampurkan dengan air dan
kemudian disaring terdapat perbedaan dan hasil saringan tersebut dipanaskan
akan terlihat beberapa kristal. Sebagai contoh garam ini merupakan suatu
komponen. Bila suatu campuran yod dengan natrium karbonat dapat menimbulkan
kristal yang berwarna. Begitupula dengan campuran garam dan pasir, air yang
awalnya bening semakin disaring dan dicuci air saringan tersebut semakin
pekat.
Kromatografi
adalah suatu teknik pemisahan dan pengidentifikasian campuran berdasarkan
perbedaan suatu kecepatan perambatan komponen dalam medium tertentu dan pada
kromatografi, komponen-komponenya akan dipisahakan antara dua buah fase yaitu
fase diam dan fase gerak. Difase diam akan menahan komponen campuran sedangkan
fase gerak akan melarutkan zat komponen campuran. Komponen diam yang mudah
tertahan pada fase diam akan tertinggal dan komponen yang mudah larut dalam
fase gerak akan dapat bergerak lebih cepat.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi laju reaksi adalah semakin besar temperatur yang diberikan maka
semakin cepat laju reaksi yang berlangsung. Dan juga semakin besar molaritas
maka semakin cepat konsentrasinya. Fungsi katalis adalah memperbesar kecepatan
laju raksi dengan jalan memperkecil energi pengaktifan suatu reaksi dan
dibentuknya tahap-tahap reaksi baru.
Semakin
lama uapannya bertambah,telah beberapa lama dilakukan pembakaran selama kurang
lebih 15 Menit airnnya mendidih, dan dilakukan titrasi, airnya berubah semakin
jernih dan ada sedikit endapan kotoran dari cairan KMnO4.
Semakin lama uapannya
bertambah,telah beberapa lama dilakukan pembakaran selama kurang lebih 15 Menit
airnnya mendidih, dan dilakukan titrasi, airnya berubah semakin jernih dan ada
sedikit endapan kotoran dari cairan KMnO4.
Saran
Dalam praktikum
kimia dasar masih sangat perlu bimbingan khusus, terutama pada penggunaan
alat-alat laboratorium. Serta dalam pembahasan materi juga diperlukan bimbingan
yang baik. Sehingga permasalahan dan tujuan dalam praktikum dapat terselesaikan
dan tercapai dengan maksimal.
Sebelum
melakukan praktikum alat dan bahan yang akan digunakan terlebih dahulu
disiapkan, agar dalam melakukan kegiatan praktikum dapat berjalan dengan baik,
sehingga waktu praktikum dapat dimanfaatkan dengan seeffisien mungkin.
DAFTAR PUSTAKA
Annisa 2000 : 117 http://blogspot.com metode kromatografi ,
di postkan tanggal 11 januari 2002. Diakses tanggal 02 November 2011 pukul
17.00 WIB.
Aswad. Dkk.,
2001. Kimia SMA 2. Erlangga. Jakarta.
Arsyad. M.
Natsir.2001. Kamus Kimia Arti dan Penjelasan Istilah. Gramedia. Jakarta.
Bird. 2000. Kimia XI A. Jakarta.
Erlangga.
B.J Stokes. 2004. Kimia Dasar 3. ITB
Press. Bandung.
Fransisco, 2004 http://blogspot.com asam-basa ,
di postkan tanggal 11 januari 2005. Diakses tanggal 02 November 2011 pukul
17.00 WIB.
http://blogspot-news,pemisahandan
pemurnaian _(Nisa halimah.2009). http://blogspot-news,pemisahandan pemurnaian
_(Fessenden,2002) ).
http://blogspot-news,pemisahandan
pemurnaian (kotz,2006:435-436).
J.A. Hunt. Dkk. 2009. Kimia Universitas
Jilid 3. Erlangga. Jakarta.
Keenan. Charles
W. Dkk. 2000. Kimia Untuk Universitas Jilid 2. Erlangga. Jakarta
(Joko, 2008:157) http://blogspot.com kromatografi kertas,
di postkan tanggal 11 januari 2009. Diakses tanggal 02 November 2011 pukul
17.00 WIB.
Krisbiyanto.
Adi. 2008, Panduan Kimia Praktis SMA. Pustaka Widyautama; Jakarta
Konnaso. 2001. Katalis Pada Laju
Reaksi. Erlangga. Jakarta.
Purba Michael.
2002. Pemisahan filtrasi destilasi dan kristalisasi. Erlangga. Jakarta.
Rassy,2004:367 http://blogspot.com stoikiometri,
di postkan tanggal 11 januari 2004. Diakses tanggal 02 November 2011 pukul
17.00 WIB.
Riccard, 2006:980 http://blogspot.com teori asam-basa,
di postkan tanggal 11 januari 2006. Diakses tanggal 02 November 2011 pukul
17.00 WIB.
Sahna. 2001.
Buku Ajar Vogel : Analis Anorganik Kuantitatif Makro dan Semimikro. PT Kalman
Media Pustaka. Jakarta.
Sitorus. Ronald. 2002. Pemisahan dan
Pemurnian. Erlangga. Jakarta.
Syukri.2000. Kimia Dasar 2. ITB Press.
Bandung.
Tamrin dan J.
Abdul. 2008. Rahasia Penerapan Rumus-Rumus Kimia. Gita Media Pres : Jakarta
Wahyustatistik.blogspot.com/2010/05/laporan-kimia-laju-reaksi.